PENDEKATAN ERGONOMI UNTUK PENCEGAHAN GANGGUAN MUSKULOSKELETAL AKIBAT POSTUR KERJA BURUK PADA PEKERJA INDUSTRI KECIL MAKANAN DI YOGYAKARTA

DEWI, LUCIANA TRIANI and ARIYONO, V. PENDEKATAN ERGONOMI UNTUK PENCEGAHAN GANGGUAN MUSKULOSKELETAL AKIBAT POSTUR KERJA BURUK PADA PEKERJA INDUSTRI KECIL MAKANAN DI YOGYAKARTA. [Research]

[img] Text (Penelitian Teknik Industri)
TI61909.pdf
Restricted to Registered users only

Download (13MB)

Abstract

Gangguan muskuloskeletal akibat kerja atau work related musculoskeletal disorders (WMSD) merupakan gangguan yang mengakibatkan kerusakan struktur pada tendon, otot, tulang dan persendian, syaraf dan sistem pembuluh darah. Faktor resiko yang menyebabkan terjadinya WMSD pada aktivitas kerja antara lain adalah postur kerja yang buruk. Postur kerja buruk berarti postur kerja yang tidak alamiah (non neutral body posture) yang dilakukan berulang-ulang atau statis dalam jangka lama dan memberi resiko kelelahan, penyakit atau cedera. Industri mikro dan kecil (IMK) di Yogyakarta merupakan sektor industri yang memberikan sumbangan signifikan dalam menciptakan lapangan kerja dan pemerataan pendapatan. IMK sektor makanan merupakan salah satu golongan industri yang mendominasi di Yogyakarta dari aspek populasi, penyerapan tenaga kerja dan nilai investasi. Hasil observasi pada beberapa IMK makanan di Yogyakarta ditemukan fakta postur kerja buruk yang cukup signifikan pada proses produksinya. Postur kerja buruk tersebut terjadi secara repetitif atau kontinyu sepanjang waktu kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan rancangan model dengan pendekatan ergonomi untuk mencegah terjadinya gangguan WMSD akibat postur kerja buruk pada pekerja IMK makanan di Yogyakarta. Survey keluhan muskuloskeletal dengan kuesioner Nordic (NQ) dilakukan untuk 100 (seratus) pekerja IMK makanan. Identifikasi resiko gangguan muskuloskeletal dengan instrumen BRIEF survey berhasil dilakukan pada 112 elemen kerja di 16 (enam belas) IMK makanan. Hasil penelitian menunjukkan resiko gangguan muskuloskeletal level tinggi paling banyak terjadi pada leher dan paling sedikit pada kaki. Prevalensi pekerjaan tanpa resiko gangguan muskuloskeletal tinggi sebanyak 38 job (33,9%) dan sebanyak 74 job (66,1%) memiliki resiko gangguan muskuloskeletal tinggi pada sedikitnya satu anggota badan. Tidak ditemui job dengan tingkat resiko tinggi pada semua (9) anggota badan yang dinilai. Anggota badan dengan prevalensi resiko rendah paling banyak adalah siku kiri, yaitu 79 (70,5%). Keluhan muskuloskeletal terutama terjadi pada segmen tubuh pinggang. Prevalensi ini menunjukkan bahwa pinggang merupakan bagian tubuh yang selayaknya menjadi fokus perhatian bagi pekerja industri makanan di Yogyakarta. Keluhan pada pinggang dapat terjadi karena postur kerja membungkuk, memutar atau jongkok. Penelusuran lebih rinci diperlukan pada setiap kasus untuk dapat menentukan langkah-langkah pengendaliannya. Rencana penelitian tahun kedua akan dilakukan berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu pengembangan rancangan model pengendalian resiko bahaya muskuloskeletal di IMK makanan Yogyakarta. Luaran yang dihasilkan dari penelitian ini adalah 2 (dua) artikel ilmiah dipublikasikan pada Jurnal Ilmiah Teknik Industri (JITI) ISSN 1412-6869 dan Jurnal Metris ISSN 1441-3287 serta satu artikel ilmiah dalam prosiding terindeks IE Scopus dan presentasi oral dalam seminar internasional 4th International Conference of Industrial Engineering & Applications.

Item Type: Research
Subjects: Teknik Industri > Sistem Kerja
Divisions: Fakultas Teknologi Industri > Teknik Industri
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 07 Feb 2017 09:25
Last Modified: 07 Feb 2017 09:25
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/11077

Actions (login required)

View Item View Item