Nandiwardhana, Stefanus Atyanto (2012) PENGGUNAAN DEEP BEAM DAN DEEP COLUMN PADA RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS DENGAN SAMBUNGAN RBS. S1 thesis, UAJY.
|
Text (Halaman Judul)
0TS13081.pdf Download (3MB) | Preview |
|
|
Text (Bab I)
1TS13081.pdf Download (257kB) | Preview |
|
|
Text (Bab II)
2TS13081.pdf Download (395kB) | Preview |
|
Text (Bab III)
3TS13081.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
Text (Bab IV)
4TS13081.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
Text (Bab V)
5TS13081.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
||
|
Text (Bab VI)
6TS13081.pdf Download (347kB) | Preview |
Abstract
Penggunaan deep column sudah terbukti dapat mengurangi simpangan yang terjadi pada struktur rangka terbuka. Penggunaan deep beam juga dapat mengurangi simpangan yang terjadi pada rangka terbuka. Oleh karena itu, pada tugas akhir ini, akan digunakan deep column dan deep beam pada Rangka Pemikul Momen Khusus. Untuk memberikan perilaku inelastik pada struktur, maka akan digunakan sambungan RBS. Untuk lebih mengurangi simpangan pada struktur, maka deep column akan digunakan pada bentang pendek. Tetapi AISC membatasi rasio bentang dengan kedalaman balok minimal tujuh. Diperkirakan akan terjadi interaksi gesermomen apabila rasio tersebut kurang dari tujuh. Geser ini akan mempengaruhi kapasitas momen pada balok. Peraturan saat ini, tidak memperhitungkan gaya geser, sehingga perhitungan kapasitas momen pada balok menjadi berlebihan. Maka pada perancangan perancangan ini, akan dimunculkan interaksi gesermomen dengan menggunakan deep beam dan deep column pada bentang pendek, sehingga rasio bentang dengan kedalaman balok kurang dari tujuh. Akibat adanya interaksi geser-momen ini, perancangan sambungan mengikuti metode yang dusulkan Arlekar dan Murty (2004b) yaitu dengan metode truss analogy model. Metode ini akan dikombinasikan dengan perancangan Sambungan RBS pada peraturan AISC. Bangunan rencana adalah bangunan 10 lantai, dengan total bentang arah X 36 meter, dan Y 28 meter. pada arah Y digunakan sistem Sistem Rangka Bresing Eksentrik, sedang pada arah X digunakan Rangka Pemikul Momen Khusus. Wilayah gempa adalah zona 6 dengan tanah lunak. Kemudian analisis dengan batuan program ETABS volume 9.7. setelah dianalisis terhadap beban gempa, Struktur sudah memenuhi persyaratan sesuai dengan SNI 03-1726-2002. Untuk perancangan sistem bresing eksentrik, elemen struktur sudah memenuhi kriteria disain kapasitas. Dari pemeriksaan adanya interaksi gesermomen pada balok, terbukti bahwa muncul interaksi geser-momen pada balok dengan rasio bentang dan kedalaman kurang dari tujuh. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Arlekar dan Murty (2004b). Dengan memperhitungkan gaya geser yang terjadi, kapasitas momen yang terjadi pada balok jauh lebih kecil dibandingkan dengan balok yang tidak memperhitungkan gaya geser, hal ini menyebabkan sambungan pada balok kolom bisa lebih ekonomis. Metode truss analogy model memang baik diaplikasikan pada balok dengan adanya interaksi geser-momen
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | SRPMK, Sambungan RBS, interaksi geser-momen, truss analogy Model, deep beam, deep column |
Subjects: | Sipil > Struktur Sipil > Struktur |
Divisions: | Fakultas Teknik > Program Studi Teknik Sipil |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 30 Apr 2013 11:42 |
Last Modified: | 30 Apr 2013 11:42 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/1134 |
Actions (login required)
View Item |