DRAMATURGI BERITA TELEVISI (Analisis Semiotika Sosial Dramaturgi Dalam Program Berita Investigasi Sigi 30 Menit Episode “Cicak vs Buaya”, 4 November 2009)

FILEMON, BAYU PRIHANTORO (2012) DRAMATURGI BERITA TELEVISI (Analisis Semiotika Sosial Dramaturgi Dalam Program Berita Investigasi Sigi 30 Menit Episode “Cicak vs Buaya”, 4 November 2009). S1 thesis, UAJY.

[img]
Preview
Text (Halaman Judul)
0KOM02340.pdf

Download (13MB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab I)
1KOM02340.pdf

Download (1MB) | Preview
[img] Text (Bab II)
2KOM02340.pdf
Restricted to Registered users only

Download (49MB)
[img] Text (Bab III)
3KOM02340.pdf
Restricted to Registered users only

Download (24MB)
[img]
Preview
Text (Bab IV)
4KOM02340.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Dramaturgi merupakan konsep yang dimaknai sebagai proses pengorganisasian elemen-elemen cerita (story) dari suatu peristiwa ke dalam struktur dramatik tertentu. Proses pengorganisasian ini dilakukan demi menciptakan relasi kesalingterhubungan antar-peristiwa yang lebih logis serta bentuk cerita yang lebih dramatis. Konsep awal dramaturgi ini jelas terbangun dalam wilayah studi drama dan literatur, serta lebih banyak diaplikasikan pada bidang teater, film, televisi, dan literatur fiksional. Dramaturgi tidak pernah dikenal dalam narrative produk jurnalistik, termasuk jurnalistik televisi. Namun beberapa pengamat media meragukan hal tersebut, terlebih ketika media memberitakan persoalan konflik, bencana, dan skandal. Melalui dramaturgi, teks berita kemudian dapat dilihat dan diterima sebagai sebuah cerita yang lebih tertata, bukan semata daftar (list) peristiwa-peristiwa yang tidak saling berkaitan. Penulis memfokuskan penelitian mengenai dramaturgi berita televisi ini pada program berita investigasi Sigi 30 Menit episode “Cicak vs Buaya”, menggunakan metode analisis semiotika sosial. Program yang ditayangkan pada tanggal 4 November 2009 di SCTV ini memuat konflik yang terjadi dalam kasus KPKPolri. Banyaknya peristiwa yang berlangsung di seputar kasus tersebut, banyaknya tokoh-tokoh yang terlibat, kecenderungan eksposure media yang besar, dan juga persaingan yang ketat antar media dalam meliput peristiwa tersebut membuat penulis mencurigai adanya kepentingan pemberitaan yang disusupi oleh kepentingan dramatisasi subjek pemberitaan. Berdasarkan hasil analisis dengan perangkat representation metafunction, orientation metafunction, dan organization metafunction dari semiotika sosial, Sigi 30 Menit episode “Cicak vs Buaya” teridentifikasi memiliki struktur dramaturgi dalam representasi teks faktualnya. Dramaturgi ternyata tidak hanya milik genre fiksional sebagaimana halnya yang menjadi anggapan umum. Melalui perangkat-perangkat logika yang ada dalam dramaturgi, rangkaian peristiwa (cerita) dalam teks faktual berita ternyata dapat diorganisasikan sehingga menjadi teks utuh-koheren, dengan tingkat dramatika yang lebih tinggi. Tingkat dramatika inilah yang membuat konten pemberitaan mengenai konflik KPK-Polri terlihat lebih dramatis, bahkan ketika dibandingkan dengan peristiwa yang menjadi acuannya. Bentuk (form) berita seperti ini jugalah yang mungkin menjadi realitas yang lebih mudah untuk “dicerna dan diterima” oleh audiens; realitas yang lebih “tertata” dibandingkan dengan peristiwa acuan yang tampak acak dan tidak terduga.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: dramaturgi, berita, televisi, dramatisasi, semiotika sosial, metafunction.
Subjects: Komunikasi > Jurnalisme
Divisions: Fakultas ISIP > Ilmu komunikasi
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 01 May 2013 09:31
Last Modified: 01 May 2013 09:31
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/1175

Actions (login required)

View Item View Item