Gaol, Niko Jaya Lumban (2012) PUSAT PENYEMBUHAN PENYAKIT JIWA DAN GANGGUAN KEJIWAAN DI YOGYAKARTA. S1 thesis, UAJY.
|
Text (Halaman Judul)
0TA12720.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text (Bab I)
1TA12720.pdf Download (603kB) | Preview |
|
|
Text (Bab II)
2TA12720.pdf Download (2MB) | Preview |
|
Text (Bab III)
3TA12720.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
Text (Bab IV)
4TA12720.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
||
|
Text (Bab V)
5TA12720.pdf Download (15MB) | Preview |
Abstract
Menurut Indeks Internasional, bagi Negara berkembang penderita sakit jiwa yang harus ditanggulangi adalah 1% dari populasi, 5% - 10% diantaranta memerlukan perawatan di Rumah sakit jiwa. dengan laju pertumbuhan penduduk di DIY antara 2003-2007 sebanyak 135.915 jiwa atau kenaikan rata-rata pertahun sebesar 1,1%, pada tahun 2012 sendiri jumlah penduduk DIY mencapai 3.457.491 jiwa. dengan demikian maka diperlukan fasilitas yang memadai untuk menunjang sebanyak 34.575 jiwa pasien. Peningkatan korban penderita gangguan jiwa di DIY juga bertambah pasca letusan gunung merapi seperti yang dikatakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Bondan Agus Suryanto bahwa ‘Pada kondisi normal, jumlah penderita gangguan psikikologis sekitar 10 persen dari populasi dan pasca letusan Merapi diperkirakan naik menjadi 20 persen dari populasi, kenaikan jumlah penderita gangguan psikologis tersebut adalah wajar saat terjadi bencana alam dengan skala yang cukup besar seperti letusan Gunung Merapi’. Di provinsi DIY sendiri terdapat dua rumah sakit yaitu Rumah Sakit Jiwa Lalijiwa Pakem, dan Rumah Sakit Jiwa Puri Nirmala. bila melihat dari peningkatan penderita gangguan jiwa yang terus meningkat di provinsi DIY maka keberadaan rumah sakit jiwa masih sangat di butuhkan untuk memenuhi kuota 1 persen dari populasi. Sebuah rumah sakit jiwa yang layak dan dapat menjadi wadah bagi proses penyembuhan pasien selain harus memiliki program yang jelas juga harus memiliki patokan atau dasar utama metode penyembuhan agar proses penyembuhan yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan kebutuhannya, selain proses yang jelas dan metode penyembuhan, dari segi fisik dan eksternal pasien membutuhkan sebuah wadah yang layak dan dapat membantu proses-proses dari kegiatan yang dilakukan di dalamnya. Manusia sebagai mahluk sosialyang yang hidup berkelompok dimana satu dan lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial yang dimaksud antara lain: rasa menjadi milik orang lain atau keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan orang lain dan kebutuhan pernyataan diri. Secara alamiah induvidu selalu dalam kelompok, sabagai contoh individu berada dalam satu keluarga. Sengan demikian pada dasarnya individu memerlukan hubungan timbal-balik hal ini biasa terjadi melalui kelompok. Dari beberapa terapi yang ada terapi Aktifitas Kelompok merupakan terapi yang sering digunakan dalam praktik kesehatan jiwa, bahkan merupakan hal yang penting dari keterampilan terapeutik dalam ilmu keperawatan. Terapi kolompok telah diterima provesi kesehatan. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh pasien/klien melalui terapi aktifitas kelompok meliputi dukungan (support), pendidikan meningkatkan pemecahan masalah, meningkatkan hubungan interpersonal dan juga meningkatkan uji realitas (reality testing) pada klien dangan gangguan orientasi realitas (Birckhead: 1989) Dari data diatas maka keberadaan Rumah Sakit bagi penderita gangguan jiwa dengan dangan fasilitas yang memadai di Provinsi DIY tentunya masih sangat dibutuhkan.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | Arsitektur > Bangunan Arsitektural Penelitian Dosen > Arsitektur > Bangunan Arsitektural |
Divisions: | Fakultas Teknik > Program Studi Arsitektur |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 10 Apr 2013 10:16 |
Last Modified: | 10 Apr 2013 10:16 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/153 |
Actions (login required)
View Item |