Pratama, Yosaphat Bondan Vita (2011) ANALISIS SIMPANG BERSINYAL DENGAN METODE MKJI 1997. S1 thesis, UAJY.
|
Text (Halaman Judul)
0TS12231.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text (Bab I)
1TS12231.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text (Bab II)
2TS12231.pdf Download (153kB) | Preview |
|
Text (Bab III)
3TS12231.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
||
Text (Bab IV)
4TS12231.pdf Restricted to Registered users only Download (141kB) |
||
Text (Bab V)
5TS12231.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
|
Text (Bab VI)
6TS12231.pdf Download (14MB) | Preview |
Abstract
Surakarta merupakan salah satu kota besar yang ada di Jawa Tengah. Secara geografis kota ini terletak pada jalur yang strategis dan berpotensi untuk melakukan berbagai aktivitas. Karena letaknya yang strategis sehingga terjadi peningkatan jumlah penduduk yang berdampak pada meningkatnya laju pertumbuhan kendaraan dan akhirnya mempengaruhi kemacetan lalu lintas. Kondisi seperti ini dapat dilihat pada Simpang empat Jl. Jendral A. Yani – Jl. Kapten Piere Tendean – Jl. Rabrin Dranath Tagore kecamatan Banjarsari di kota Surakarta. Penelitian diawali dengan mengukur lebar pendekat dan waktu hijau. Setelah itu, dilakukan pengambilan data arus lalu lintas. Penelitian dilaksanakan pada hari Jumat, Minggu, dan Senin dengan pengamatan pada pagi hari (06.00 WIB – 08.00 WIB), siang hari (12.00 WIB – 14.00 WIB), dan sore hari (16.00 WIB – 18.00 WIB). Data arus lintas yang diperoleh digunakan untuk melakukan perhitungan kapasitas, derajat kejenuhan, angka henti, tundaan lalu lintas rerata, tundaan geometrik rerata dan tundaan total menurut metode MKJI 1997. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa derajat kejenuhan untuk arah utara 1,1431 dan selatan 1,0519, masih di atas 0,75. Untuk mengatasi masalah tersebut, dilakukan 3 (tiga) alternatif desain. Alternatif I yaitu dengan merubah tipe pendekat. Derajat kejenuhan yang diperoleh untuk pendekat utara, timur - kanan, timur – lurus, selatan adalah 0,5767; 0,5642; 0,2703; 0,6519. Namun, derajat kejenuhan untuk arah barat adalah 0,8343 (masih di atas 0,75). Alternatif II yaitu dengan merubah waktu hijau. Derajat kejenuhan yang diperoleh untuk pendekat utara, timur - kanan, timur – lurus, selatan, dan barat adalah 0,7047; 0,6976; 0,2616; 0,6484; dan 0,6729 (di bawah 0,75). Alternatif III yaitu dengan penggabungan alternatif desain tipe pendekat disertai dengan desain waktu hijau. Derajat kejenuhan yang diperoleh untuk pendekat utara, timur - kanan, timur – lurus, selatan, dan barat adalah 0,6078; 0,5945; 0,2580; 0,6869; dan 0,7034 (di bawah 0,75). Berdasarkan ketiga alternatif di atas, alternatif II dipilih sebagai solusi untuk kondisi saat ini. Namun apabila terjadi perubahan kondisi yang memperparah kemacetan sehingga alternatif II tidak memungkinkan lagi untuk digunakan, maka dapat dipilih alternatif III sebagai solusi selanjutnya.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | simpang bersinyal, kapasitas, derajat kejenuhan, angka henti, dan tundaan |
Subjects: | Sipil > Transportasi Sipil > Transportasi |
Divisions: | Fakultas Teknik > Program Studi Teknik Sipil |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 27 May 2013 11:19 |
Last Modified: | 27 May 2013 11:19 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/1735 |
Actions (login required)
View Item |