PENINJAUAN KEMBALI SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TIGA KELOMPOK PERINTIS GERAKAN SOSIALPERTANIAN ORGANIK DI YOGYAKARTA

Nindito, Stefanus and Tamtomo, Kristian (2018) PENINJAUAN KEMBALI SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TIGA KELOMPOK PERINTIS GERAKAN SOSIALPERTANIAN ORGANIK DI YOGYAKARTA. UAJY.

[img] Text
SOS06.04.768.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Abstract

Pertanian organik di Indonesia awalnya bermula dari berbagai kelompok masyarakat sipil dan gerakan sosial yang mempraktekkan metode pertanian alternatif yang berbeda dari pertanian konvensional. Seiring waktu, pertanian organik di Indonesia terus berkembang hingga menjadi cara bertani yang sekarang didukung pemerintah dan menjadi obyek kebijakan pertanian dengan tujuan industrialisasi skala besar. Dalam perkembangan ini, aspek gerakan sosial dari pertanian organik menjadi surut dibandingkan perkembangan aspek agro-ekonomi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan peninjauan kembali ke tiga kelompok perintis gerakan organik di Yogyakarta, yang beberapa di antaranya dulu pernah dikaji oleh salah satu peneliti (Nindito dan Prihandono 2007). Ketiga kelompok itu adalah Sekretariat Nelayan dan Petani Hari Pangan Sedunia (SPTN-HPS) di Ganjuran, kelompok petani aktivis di Keceme, Sleman, serta Koperasi Sahani. Pengumpulan data menggunakan pendekatan kualitatif-eksploratif yang berpijak pada wawancara mendalam dan terstruktur dengan berbagai informan kunci yang diseleksi memakai purposive sampling berdasarkan peran mereka dalam organisasi serta melalui referensi lanjut dari informan. Selain itu tim peneliti juga melakukan observasi terhadap lokasi dan kegiatan kelompok, serta pengumpulan data sekunder kelompok, sebagai triangulasi dari data naratif wawancara. Temuan penelitian menunjukkan bahwa ketiga organisasi perintis pertanian organik bermula pada upaya mengembangkan metode pertanian ini sebagai reaksi terhadap dominasi pertanian konvensional berbasis Revolusi Hijau, sebagai upaya pemberdayaan kemandirian kelompok petani vis-à-vis struktur pertanian konvensional, serta sebagai upaya menanggulangi kerugian ekologis dan hayati dari pertanian konvensional. Ketiga organisasi pada awalnya juga memakai pendekatan yang mirip, yaitu dengan upaya pelatihan metode pertanian organik serta pendampingan kelompok petani. Namun, terjadi pergeseran fokus kegiatan pada dua organisasi, yaitu SPTN-HPS dan Sahani, yang sekarang beralih pada pengembangan usaha pemasaran produk organik. Faktor utama penyebab pergeseran ini adalah berhentinya atau berubahnya pola pendanaan dari luar organisasi, yang cenderung bergantung pada donor, baik domestik maupun asing. Selain itu, kedua organisasi ini juga berhadapan pada pertanian organik yang sudah memasuki fase sertifikasi pada dekade 2000an (David dan Ardiansyah 2016), yang berakibat makin pentingnya aspek ekonomi dari pertanian organik. Sebaliknya, para petani aktivis di Keceme tetap bertahan dengan metode pertanian mereka yang holistik dan berskala kecil dengan penekanan utama pada subsistensi dahulu. Sifat informal dan cair dari kelompok petani aktivis ini memungkinkan mereka untuk lebih tahan terhadap perubahan pendanaan namun berakibat bahwa gerakan mereka cenderung berskala kecil dan lokal.

Item Type: Other
Uncontrolled Keywords: pertanian organik, organisasi dan gerakan sosial, nilai/ideologi organik, perubahan sosial
Subjects: Sosiologi > Media
Divisions: Fakultas ISIP > Sosiologi
Depositing User: editor2 dua uajy
Date Deposited: 14 Mar 2019 06:05
Last Modified: 14 Mar 2019 06:05
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/17594

Actions (login required)

View Item View Item