PRADHANA, IGNATIUS ADI BAYU (2019) REPRESENTASI PEMBANGUNAN DALAM FOTO CERITA JURNALISTIK OLEH KANTOR BERITA NASIONAL (Analisis Semiotika Foto Cerita Jurnalistik “Sentuhan Presiden Untuk Asmat” tanggal 19 April 2018 di Media Online www.antarafoto.com). S1 thesis, UAJY.
Text (IGNATIUS ADI BAYU PRADHANA)
KOM05444.pdf Restricted to Repository staff only Download (4MB) |
Abstract
Foto jurnalistik adalah media komunikasi yang terdiri dari gambar dan teks (caption). Foto berita mempunyai kelebihan dalam menyampaikan unsur (how), yakni bagaimana kejadian itu berlangsung. Caption membantu khalayak mengarahkan informasi yang membingungkan atau tidak jelas dalam foto. Jenis-jenis foto jurnalistik diantaranya foto cerita jurnalistik. Foto cerita jurnalistik yakni kumpulan foto-foto yang terdiri lebih dari satu foto. Memiliki temanya satu, memunculkan rangkaian cerita serta mendalam dari sebuah peristiwa. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan makna representasi pembangunan dalam foto cerita jurnalistik “Sentuhan Presiden Untuk Asmat” di media online www.antarafoto.com. Peneliti memakai teori representasi pembangunan dalam penelitian ini. Representasi yakni melambangkan, menjadi model, atau untuk menggantikan sesuatu hal. Sedangkan pembangunan yakni bukanlah semata-mata bersifat ekonomi, pertumbuhan dan pemerataan serta hal-hal lain yang dapat diukur, melainkan juga banyak mencakup aspek non-materiil seperti: swadaya, kemerdekaan, partisipasi, identitas kultural, kepribadian nasional, dsb. Peneliti menggunakan metode analisis semiotika Roland Barthes yakni makna denotasi dan konotasi. Peneliti juga menggunakan mitos dan ideologi. Menjelaskan makna representasi pembangunan merupakan tujuan dalam penelitian ini sehingga mengantarkan penulis membongkar mitos dan ideologi. Intinya bahwa, wabah campak dan gizi buruk disebabkan adanya berbagai permasalahan infrastruktur yang kompleks seperti layanan kesehatan, telekomunikasi, sanitasi, konektivitas antar distrik dan lain-lain. Asmat sebagai daerah berawa-rawa dan sungai berkelok-kelok yang hanya dapat dijangkau melalui jalur udara dan air. Presiden Jokowi ke Asmat untuk meninjau kerja dari timnya berupa pembangunan infrastruktur dasar dan adanya Trans Papua sampai dengan Wamena ke Mamugu, lalu dilanjutkan melalui sungai menuju pelabuhan terdekat ke arah Agats. Pembangunan infrastruktur seakan satu arah, artinya bahwa yang terpenting yakni menuntaskan pekerjaannya, padahal ada berbagai permasalahan yang tak kunjung larut di Papua. Adanya peluang LKBN Antara memperkuat posisi pemerintah terkait pilihannya membangun infrastruktur. Sejatinya, pemerintah tidak ingin gagal di mata publik terkait dengan tugasnya. Bila sukses membangun infrastruktur, ada wujud (fisik) dan kenang-kenangan yang ditinggal dari pemerintahan ini. Pembangunan infrastruktur yang dikebut pemerintah untuk kesejahteraan rakyat Indonesia (kesamaan hidup), cara kerja blusukan Presiden Jokowi tetap konsisten, simbol politik Presiden Jokowi (membalas kritikan lawan), pembangunan infrastruktur (kepentingan politik) dan menutupi isu negatif Papua (isu Papua merdeka, kemiskinan, HAM dan lain-lain). Asmat merupakan bagian dari Indonesia yang ingin dianggap maju oleh pemerintah sehingga tidak ada yang dibedakan, ditinggalkan dan di anak tirikan. Pemerintah telah hadir serta membuat mereka bangga menjadi bagian dari warga negara Indonesia.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Foto Cerita Jurnalistik, Representasi, Pembangunan, Semiotika, Roland Barthes. |
Subjects: | Komunikasi > Jurnalisme |
Divisions: | Fakultas ISIP > Ilmu komunikasi |
Depositing User: | Lia natanaelia utami |
Date Deposited: | 30 Apr 2019 02:45 |
Last Modified: | 30 Apr 2019 02:45 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/18481 |
Actions (login required)
View Item |