MODEL HUNIAN VERTIKAL BANTARAN SUNGAI DENGAN FASILITAS PENGEMBANGAN URBAN FARMING DI KAMPUNG GAMPINGAN, KOTA YOGYAKARTA

Praptantya, Antonius Lanang Tegar Wicaksana (2019) MODEL HUNIAN VERTIKAL BANTARAN SUNGAI DENGAN FASILITAS PENGEMBANGAN URBAN FARMING DI KAMPUNG GAMPINGAN, KOTA YOGYAKARTA. S1 thesis, UAJY.

[img]
Preview
Text (HALAMAN JUDUL)
TA153070.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
TA153071.pdf

Download (832kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB II)
TA153072.pdf

Download (3MB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB III)
TA153073.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text (BAB IV)
TA153074.pdf
Restricted to Registered users only

Download (754kB)
[img] Text (BAB V)
TA153075.pdf
Restricted to Registered users only

Download (8MB)
[img]
Preview
Text (BAB VI)
TA153076.pdf

Download (6MB) | Preview

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang selalu bertambah tiap tahun. Menurut Badan Pusat Statistik Nasional, laju pertumbuhan penduduk per tahun di Indonesia dari tahun 2010-2016 sebesar 1,36 %. Dampak yang timbul dari fenomena tersebut adalah peningkatan kebutuhan ruang hunian yang berbanding terbalik dengan luas lahan perkotaan yang semakin berkurang. Pemanfaatan ruang pada bantaran sungai pun menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun, perkembangan permukiman bantaran sungai yang tidak terencana membuat kawasan tersebut menjadi kawasan permukiman kumuh. Aktivitas permukiman kumuh yang kurang memperhatikan lingkungan sekitarnya tengah mengancam kelestarian sungai perkotaan. Penataan permukiman kumuh bantaran sungai dengan hunian vertikal dipilih menjadi alternatif solusi yang kontekstual. Hunian vertikal bantaran sungai dirancang pada bantaran Sungai Winongo. Sungai ini adalah salah satu ‘korban’ dari aktivitas permukiman-permukiman kumuh bantarannya. Salah satu permukiman kumuh tersebut adalah Kampung Gampingan, Kelurahan Pakuncen. Kampung ini sebenarnya memiliki potensi lokal yang dapat dikembangkan yakni urban farming. Adanya program penataan kampung kota yang diusung dalam “Winongo Wisataku 2030” oleh FKWA menjadi harapan dalam perbaikan kampung kota ke depannya sehingga kampung kota yang kumuh dapat menjadi aset pariwisata perkotaan. Untuk mendukung hal tersebut, penataan kawasan kumuh di Kampung Gampingan melalui hunian vertikal bantaran sungai dengan fasilitas pengembangan urban farming diharapkan dapat mewujudkan perbaikan kampung kota dengan mengangkat potensi lokal yang ada. Untuk mencapainya, hunian vertikal bantaran sungai ini dirancang dengan pendekatan kontekstual yang terbagi menjadi 3 klasifikasi dasar kontekstual yakni site dari lingkungan (alam), kondisi fisik bangunan (bangunan), serta budaya urban dan manusia (perilaku masyarakat). Dalam mewujudkan pendekatan tersebut, maka diintegrasikan dengan usaha penataan kawasan kumuh yang telah dicanangkan oleh Kementerian PUPR melalui 7 + 1 Indikator Kawasan Kumuh (Kotaku) dan Konsep M3K oleh Pemda DIY. Studi perilaku masyarakat di Kampung Gampingan juga dilakukan agar hunian vertikal bantaran sungai dapat memenuhi kebutuhan warga di Kampung Gampingan serta memberikan fasilitas pengembangan kepada urban farming sebagai potensi lokalnya. Penerapan pendekatan kontekstual diharapkan pula dapat membantu melestarikan lingkungan Sungai Winongo.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: hunian vertikal, bantaran sungai, urban farming, Gampingan, kontekstual
Subjects: Arsitektur > Lingkungan Kawasan
Penelitian Dosen > Arsitektur > Lingkungan Kawasan
Divisions: Fakultas Teknik > Program Studi Arsitektur
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 28 May 2019 06:09
Last Modified: 28 May 2019 06:09
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/18835

Actions (login required)

View Item View Item