MUSEUM SENI UKIR KAYU JEPARA DI JEPARA

Kurniawan, Yohanes Deddy (2006) MUSEUM SENI UKIR KAYU JEPARA DI JEPARA. S1 thesis, UAJY.

Text TA09848.pdf Restricted to Registered users only Download (26MB)

Abstract

Jepara "kota ukir" adalah semboyan dari sebuah kota dengan ukiran kayu sebagai mata pencaharian sebagian besar penduduknya, dimana seni ukir kayu Jepara juga menggambarkan budaya masyarakat dan lingkungannya. Berangkat dari berbagai hal tentang seni ukir kayu Jepara serta potensinya, maka dibuat sebuah museum yang menampung berbagai hal tentang seni ukir kayu Jepara. Keberadaan seni ukir kayu Jepara dimulai dari masa kerajaan Shima (Hindu), masa kerajaan Kalinyamat (Islam), masa Kartini (Kolonial), serta masa Siti Hartinah Soeharto (pembangunan). Keempat masa inilah yang dijadikan tolak ukur transformasi analogi pembagian ruang pamer dalam 4 ruang (3 ruang pamer tetap dan 1 ruang pamer temporer). Tahap kerja ukir kayu Jepara terbagi dalam 6 teknik (Nggetaki, Ndasari, Mbukaki-matut, Nglemahi, Cawenan dan Mbenangi, Mbabari). Ke-6 teknik kerja inilah yang ditransformasikan dalam pengolahan bentuk dan ruang pada museum. Sedangkan untuk membantu memperkuat karakter serta identitas museum seni ukir kayu Jepara dicapai melalui transformasi analogi dari karakteristik motif ukir kayu Jepara kedalam tampilan pada bangunan museum seni ukir kayu Jepara. Museum seni ukir kayu Jepara didesain dengan melihat pertimbangan keselarasan arsitektur budaya Jawa (filosofi Joglo sebagai tempat pertunjukan wayang kulit, yang terbagi dalam 3 ruang yaitu awal, tengah dan akhir) dimana transformasi dalam museum terlihat pada pembagian 3 zoning utama kegiatan; utama (pamer), pendukung 1(pengelola-pelayanan umum) dan pendukung 2(servis-rekreatif).

Actions (login required)

View Item