Lulie, Yohannes and Hatmoko, John Tri (2006) ANALISIS HUBUNGAN KECEPATAN DENGAN TEBAL HELM YANG DlREKOMENDASlKAN. Jurnal Teknik Sipil, 6 (2). pp. 171-184. ISSN 1411-660X
|
Text
no 3. analisis hubungan.pdf Download (7MB) | Preview |
|
|
Text
rw.3.pdf Download (798kB) | Preview |
Abstract
Semakin meningkatnya pengemudi sepeda motor, prediksi kecelakaan pengguna sepeda motor akan meningkat pula. Kebanyaknya fatal terjadi akibat luka yang diderita di kepala. Bagian bagian tertentu kepala manusia mempunyai biomechanical stress limit yang berbeda. Ada bagian yang mempunyai kemampuan menahan stress sangat keci!. Kepala pengemudi perlu dilindungi oleh helm yang standar. Helm yang standar mempunyai lapisan-lapisan bantalan pelindung yang berfungsi mendistribusikan energi kinetik sewaktu helm mendapat impact. Ketidaktahuan pengemudi ada korelasi antara kecepatan mengemudi dan tebal lapisan banta Ian pelindung pada helm. Penelitian ini dilakukan di DIY. Besarnya sampel 178 responden. Pengambilan data dalam bentuk kuesioner. Variabel pertanyaan mencakup: data identitas responden, data helm, data kecepatan, data kecelakaan. Hasil penelitian menunjukkan kendaraan sepeda motor roda dua tergolong unsafe vehicle. Dari 178 responden yang menggunakan sepeda motor 112 responden (82,58%) pemah mendapat kecelakaan. Responden yang mengalami luka berat sebanyak 24 orang, luka ringan 122 orang. Bagian luka yang dialami responden: di kepala, wajah, badan, tangan dan kaki. Distribusi kecepatan pengemudi tersebar antara 20 krn/jam sampai 110 km/jam. Ada 116 responden (65,17%) mengendara dengan kecepatan 60 km/jam ke atas. Pada kecepatan 60 km/jam pengemudi perlu tebal lapisan helm paling sedikit 28,35mm. Untuk kecepatan di atas 60 km/jam perlu lapisan pelindung helm yang lebih teba!. Sebanyak 82 responden (46,07%) mempunyai unlaw helmet tipe nomer 4. Jumlah total helm yang rusak 20 buah terdiri dari bermacam-macam tipe helm, dan II buah (55%) yang rusak adalah tipe helm nomer 4. Safety di jalan harus dicapai dengan intervensi dalam fasilitas dan kedisiplinan. Dalam membeli helm perlu menerapkan konsep welfare dan konsep willingness-to-pay approach to costs and benefits. Perlu peraturan helm standar yang direkomendasikan, peraturan dan kampanye penggunaan helm standar, pembatasan kecepatan pengemudi. Akhirnya tanggung jawab safety di jalan berada pada individu diri kita itu sendiri.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | safety, helm, welfare |
Subjects: | Sipil > Transportasi Sipil > Transportasi |
Divisions: | Fakultas Teknik > Program Studi Teknik Sipil |
Depositing User: | wiwid bartolomeus wijayanto |
Date Deposited: | 25 Jul 2019 05:01 |
Last Modified: | 25 Jul 2019 05:01 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/19548 |
Actions (login required)
View Item |