SEKOLAH PEDALANGAN DI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN METAFORA PRINSIP-PRINSIP PEDALANGAN

PRASETYO, ANTONIUS OLDI BAGAS (2019) SEKOLAH PEDALANGAN DI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN METAFORA PRINSIP-PRINSIP PEDALANGAN. S1 thesis, UAJY.

[img] Text (ANTONIUS OLDI BAGAS PRASETYO)
TA14244.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (8MB)

Abstract

Pertunjukan wayang kulit merupakan salah satu seni pertunjukan yang berasal dari kebudayaan Jawa yang banyak menarik perhatian para wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Pertunjukkan wayang kulit dilakukan dari malam hingga menjelang pagi atau biasa disebut semalam suntuk. Pada salah satu museum di Yogyakarta memberikan kemudahan bagi penikmat pertunjukan wayang kulit yang tidak dapat menonton hingga semalam suntuk. Dengan banyaknya jadwal pertunjukan wayang kulit di kota Yogyakarta, maka kebutuhan pemimpin pertunjukan wayang atau yang biasa disebut dalang pun meningkat. Untuk menjadi seorang dalang, calon dalang harus menempuh pendidikan di sekolah pedalangan terlebih dahulu. Dalam sekolah pedalangan, murid diwajibkan memiliki keahlian membaca cerita yang baik untuk narasi dan dialog wayang, ketangkasan memainkan wayang dan memasang wayang, serta harus pandai dalam memukulkan palu untuk membuat adegan wayang lebih hidup dan harus sesuai juga dengan musik yang mengiringi. Di Daerah Istimewa Yogyakarta, hanya terdapat 3 tempat untuk belajar menjadi dalang yang berbentuk sekolah. Yang pertama ada di Institut Seni Indonesia. SMKI Yogyakarta. Dan Sekolah Habirandha yang terletak di Jalan Rotowijayan 1, Yogyakarta. Tingginya kebutuhan seorang Dalang tidak diimbangi dengan jumlah sekolah pedalangan dengan fasilitas yang memadahi dikarenakan hanya terdapat 3 tempat untuk belajar menjadi dalang. Perencanaan Sekolah Pedalangan di Yogyakarta tepat dilakukan untuk memfasilitasi orang-orang yang ingin mendalami dan ingin menjadi dalang yang berkarakter edukatif dan tetap memiliki unsur rekreatif sebagai daya tarik pengunjung untuk belajar tentang pewayangan. Pengolahan tatanan massa serta tampilan bangunan dengan pendekatan metafora prinsip-prinsip pedalangan tepat untuk diterapkan. Pendekatan metafora tersebut bertujuan untuk mewujudkan ciri khas bangunan yang berfokus mengenai ilmu pewayangan dan pedalangan.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Kesenian, Sekolah, Dalang, Metafora, Yogyakarta
Subjects: Arsitektur > Teknologi Arsitektural
Penelitian Dosen > Arsitektur > Teknologi Arsitektural
Divisions: Fakultas Teknik > Program Studi Arsitektur
Depositing User: Lia natanaelia utami
Date Deposited: 02 Oct 2019 03:06
Last Modified: 02 Oct 2019 03:06
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/20190

Actions (login required)

View Item View Item