PUSAT SENI DAN BUDAYA DI ATAMBUA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TRADISIONAL

GAMA, LUCIA M.F VERDIAL (2019) PUSAT SENI DAN BUDAYA DI ATAMBUA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TRADISIONAL. S1 thesis, UAJY.

[img] Text (LUCIA M.F VERDIAL GAMA)
TA15551.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (11MB)

Abstract

Nusa Tenggar Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiiki ragam kebudayaan dan kesenian lokal yang patut untuk diperkenalkan dan dilestarikan bersama. Kesenian dan kebudayaan lokal tersebut merupakan warisan dari para leluhur, yang diturunkan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Keberagaman kesenian dan kebudayaan lokal tersebut, terdapat hampir di seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur. Salah satu kabupaten yang memiliki potensi tersebut adalah Kabupaten Belu. Kabupaten Belu terletak di paling ujung pulau Timor dan berbatasan langsung dengan wilayah Negara Demokrat Timor Leste. Kesenian dan kebudayaan lokal di Kabupaten Belu berasal dari keempat suku asli yang menyebar di seluruh wilayah Kabupaten Belu. Empat suku tersebut diantaranya; suku Tetun, suku Bunaq (Marae), suku Kemak dan suku Dawan. Kesenian dan kebudayaan lokal dari keempat suku ini mencakup rumah adat tradisional, upacara adat tradisional, tarian tradisional, kain tenunan tradisional, ukiran-anyaman tradisional dan sebagainya. Untuk menarik minat masyarakat serta wisatawan yang akan berkunjung ke Belu, pemerintah kabupaten mulai mengadakan kegiatan-kegiatan yang lebih fokus pada kesenian dan kebudayaan lokal. Namun kegiatan-kegiatn ini tidak berlangsung dalam jangka waktu panjang, sehingga para seniman juga memiliki ruang yang kurang dalam memperkenalkan karya-karya seni mereka. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu rancangan bangunan Pusat Seni dan Budaya di Kota Atambua, Kabupaten Belu, yang dapat menjadi ruang bagi para seniman untuk memperkenalkan karya seni mereka, serta membantu pemerintah dalam mempromosikan wisata kesenian dan kebudayaan lokal tidak hanya pada masyarakat setempat, tetapi juga kepada wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Belu. Selain itu, perancangan juga memperhatikan arsitektur bangunan setempat, sehingga pada perancangan dilakukan pendekatan arsitektur tradisional yang bertujuan untuk mengangkat kembali identitas asli arsitektur tradisional Kabupaten Belu. Pendekatan ini menekankan pada tatanan ruang luar dan ruang dalam sesuai prinsip-prinsip tatanan ruang suku Tetun.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Nusa tenggara timur, kesenian dan kebudayaan lokal, kabupaten belu, pusat sni dan budaya, kota atambua, suku tetun, arsitektur tradisional.
Subjects: Arsitektur > Lingkungan Kawasan
Penelitian Dosen > Arsitektur > Lingkungan Kawasan
Divisions: Fakultas Teknik > Program Studi Arsitektur
Depositing User: Lia natanaelia utami
Date Deposited: 02 Oct 2019 05:18
Last Modified: 02 Oct 2019 05:18
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/20193

Actions (login required)

View Item View Item