Suryanti, Chatarina MEMAHAMI KITAB SUCI UNTUK BERSAKSI DAN MEWARTAKAN SABDA ALLAH DARI PERSEPEKTIF GEREJA KATOLIK. [Research]
Text
SC Laporan CH. Suryanti.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Kitab Suci merupakan firman Allah yang membuku dan membeku. Tetapi firman Allah tidak terbatas pada Kitab Suci dan juga tidak terbelenggu oleh teks Kitab Suci. Konsili Vatikan II menempatkan Kitab Suci disamping perayaan Ekaristi sebagai harta Gereja yang paling berharga (DV art 21 dan 26). Dalam Ekaristi pembacaan Kitab Suci dinilai sebagai unsur hakiki ibadat. Segenap teologi dan cabang-cabangnya haruslah berurat berakar dalam Kitab Suci, sebab teologi hanya mau memikirkan dan mengungkapkan karya peneyalamatan bagi orang beriman. Pewartaan yang disebut pengajaran agama atau katekese semuanya berpangkal pada Kitab Suci sebagai sumbernya (DV art 24). Maka sudah layak dan sepantasnya Konsili Vatikan II mengajak Gereja supaya membaca dan memperdalam isi Kitab Suci. Sebab Kitab Suci khususnya Yesus sebagaimana diberitakan oleh Injil, menjadi anggaran dasar mereka (DV art 2). Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus (DV art 5). Oleh karena itu semua orang yang bertanggung jawab terhadap pembinaan Gereja, wajib menolong kaum beriman untuk membaca, merenungkan dan mempelajari Kitab Suci. Penelitian ini ingin menemukan sejauh mana pemahaman mahasiswa tentang Kitab Suci. Lokasi penelitian mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang aktif dalam komunitas Garuda Katolik dan menjadi pengurus Gereja. Data diperoleh dengan wawancara langsung dan Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman tentang Kitab Suci dari sebagian besar responden masih sempit, kurang kritis, cenderung legalistis dan literalistis. Mereka menganggap: Kitab Suci itu sebagai hukum tertinggi, Kitab Suci itu bukti iman, Kitab Suci memuat seluruh kehendak Allah. Mereka tidak menyadari bahwa penulis Kitab Suci adalah seorang manusia yang memiliki keterbatasan sehingga tidak bisa memahami seluruh kehendak Allah. Bahkan semua responden berpendapat bahwa Kitab Suci berisi firman Allah dan sejarah agama, maka dalam membaca dan memahami Kitab Suci cukup membutuhkan iman, tidak membutuhkan pertimbangan akal budi. Artinya mereka kurang memahami bahwa iman itu menyangkut seluruh pribadi manusia: cipta rasa, karsa dan karya. Pandangan ini bisa melemahkan iman mereka karena mereka memahami Kitab Suci hanya berdasarkan teks, bukan berdasarkan konteks. Akibatnya iman mereka kurang cerdas dan firman Allah yang membeku dan membuku tidak dapat dihidupkan kembali. Sebagai jantung Gereja, orang-orang muda Katolik seharusnya memiliki wawasan yang luas tentang Kitab Suci, supaya mereka bisa menemukan sumber inspirasi dan kekuatan dalam bersaksi atau pergumulan hidup menuju kedewasaan iman.
Item Type: | Research |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kitab Suci, firman Allah, iman |
Subjects: | Teknik Informatika > Enterprise Inf System |
Divisions: | Fakultas Teknologi Industri > Teknik Informatika |
Depositing User: | wiwid bartolomeus wijayanto |
Date Deposited: | 06 Nov 2019 01:56 |
Last Modified: | 06 Nov 2019 01:56 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/20632 |
Actions (login required)
View Item |