GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN TRADISIONAL DI SENGGIGI — LOMBOK BARAT

BRATA, IDA BAGUS PUTU HERY SURYADI (2010) GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN TRADISIONAL DI SENGGIGI — LOMBOK BARAT. S1 thesis, UAJY.

[img]
Preview
Text (Halaman Judul)
0TA09857.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab I)
1TA09857.pdf

Download (4MB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab II)
2TA09857.pdf

Download (4MB) | Preview
[img] Text (Bab III)
3TA09857.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)
[img] Text (Bab IV)
4TA09857.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text (Bab V)
5TA09857.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)
[img]
Preview
Text (Bab VI)
6TA09857.pdf

Download (705kB) | Preview

Abstract

Lombok disebut juga "New Bali/Bali Baru" dan telah menjadi tujuan wisata baru di Indonesia. Kekayaan budaya Lombok menjadi salah satu daya tarik pariwisata di Lombok selain keindahan alamnya. Kota Mataram sebagai ibukota NTB, sejak beberapa abad lampau sudah dihuni penduduk dari beragam etnis, baik Jawa, Bali, Makassar, Cina dan Arab. Kemajemukan dalam masyarakat Lombok menyebabkan terjadinya interseksi, yaitu persilangan atau pertemuan keanggotaan suatu kelompok sosial dari berbagai seksi baik berupa suku, agama, jenis kelamin, kelas sosial, dan lain-lain. Pertemuan antar kelompok sosial ini menyebabkan terjadinya akulturasi. Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Akulturasi kebudayaan pada masyarakat Lombok dapat terlihat pada kesenian tradisionalnya seperti tari gandrung yang mengadopsi dari tari gandrung Bali dan Banyuwangi begitu juga alat musiknya yang banyak mengadopsi alat musik dari luar daerah. Interaksi dalam bidang arsitektur juga terjadi hal ini dapat dilihat dari bentuk rumah tradisional Lombok yang mengalami perkembangan saat pemerintahan Kerajaan Karang Asem (abad 17), di mana arsitektur Lombok dikawinkan dengan arsitektur Bali. Misalnya, ruang tamunya terbuka tanpa dinding dan tiang penyangga bangunan bagian atasnya diberi ukiran. Keberagaman itu layak dijadikan sebuah pemikiran bagaimana menjadikan Lombok sebagai pusat kebudayaan karena pembauran antar etnis tersebut telah menjadi kekuatan. Apalagi kondisi daerah ini yang multietnis dan akomodatif terhadap keberagaman menjadi modal dalam menciptakan pusat kebudayaan. Hadirnya gedung pertunjukan kesenian tradisional di kawasan wisata Senggigi diharapkan menjadi sarana yang tepat sebagai pusat pertunjukan, pameran, pengembangan kesenian tradisional Lombok, sehingga kesenian Lombok dapat tetap bertahan dari derasnya budaya luar yang masuk ke Indonesia khususnya Lombok serta mampu mengangkat kembali kesenian dan kerajinan tradisional Lombok sehingga semakin dikenal di Indonesia dan di manca negara.

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: Arsitektur > Bangunan Arsitektural
Penelitian Dosen > Arsitektur > Bangunan Arsitektural
Divisions: Fakultas Teknik > Program Studi Arsitektur
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 04 Jun 2013 10:08
Last Modified: 04 Jun 2013 10:08
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/2073

Actions (login required)

View Item View Item