KETAHANAN CLAY-SHALE AKIBAT PEMBASAHAN DAN PENGERINGAN (PELAPUKAN)

Hatmoko, John Tri and Suryadharma, Y. Hendra KETAHANAN CLAY-SHALE AKIBAT PEMBASAHAN DAN PENGERINGAN (PELAPUKAN). [Research]

Text Laporan Penelitian Hendra Suryadharma.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB)

Abstract

Clay-shale adalah batuan sedimen yang terbentuk oleh sedimentasi tanah berbutir halus (lempung dan atau lanau). Tanah ini keras tetapi rapuh oleh akibat proses pembasahan dan pengeringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses diistengrasi clay-shale akibat proses pembasahan pengeringan (pelapukan). Sampel tanah (clay-shale) diambil dari Kabupaten Wonogiri Barat (1) dan Selatan (2), dan Boyolali (3). Proses yang dilakukan pada tanah tersebut adalah pengeringan dan pembasahan-pengeringan. Pengeringan dilakukan dalam kurunwaktu 72 hari, pembasahan dan pengeringan dilakukan 1, 2, dan 3 kali tiap 8 hari sampai dengan waktu 72 hari. Kemudian dilakukan analysis saringan untuk menghitung rasio disintegrasi akibat pelapukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa degradasi tanah terjadi lebih cepat akibat proses pembasahan dan pengeringan dibanding akibat proses pengeringan saja. Sampai pada proses pengeringan 72 hari, tanah di lokasi 1,lokasi 2 dan lokasi 3 berturut terdegradasi dengan DR = 0,55; 0,51 dan 0,73 yang berarti tanah di lokasi 1 dan 2 terdegradasi sampai kurang lebih 50% dan tanah di lokasi 3 sebesar 27%.Oleh proses pembasahan dan pengeringan 1 kali, 2 kali dan 3 kali; tanah di lokasi 1 terdegradasi sempurna pada waktu pengeringan 72, 64, dan 40 hari. Sedangkan tanah di lokasi 3 sama sekali tidak mengalami degradasi penuh oleh pembasahan dan pengeringan 1 kali,2 kali maupun 3 kali. Ketahanan tanah di lokasi 3 yang didominasi oleh mineral kaolinite terhadap proses pembasahan dan pengeringan lebih baik dibanding dengan tanah di lokasi 1 yang banyak mengandung mineral montmorilonite.

Actions (login required)

View Item