PENGARUH KOMBINASI HORMON AUKSIN DAN SITOKININ TERHADAP INDUKSI KALUS DAN REGENERASI TUNAS PADA KALUS BIJI PADI (Oryza sativa L.) cv. Ciherang SECARA IN VITRO

Natalia, Prima Maya (2011) PENGARUH KOMBINASI HORMON AUKSIN DAN SITOKININ TERHADAP INDUKSI KALUS DAN REGENERASI TUNAS PADA KALUS BIJI PADI (Oryza sativa L.) cv. Ciherang SECARA IN VITRO. S1 thesis, UAJY.

[img]
Preview
Text (Halaman Judul)
0BL01031.pdf

Download (2MB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab I)
1BL01031.pdf

Download (56kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab II)
2BL01031.pdf

Download (450kB) | Preview
[img] Text (Bab III)
3BL01031.pdf
Restricted to Registered users only

Download (89kB)
[img] Text (Bab IV)
4BL01031.pdf
Restricted to Registered users only

Download (985kB)
[img]
Preview
Text (Bab V)
5BL01031.pdf

Download (116kB) | Preview

Abstract

Jenis padi yang saat ini banyak dikembangkan di Indonesia secara in vitro adalah padi cv. Ciherang yang mempunyai keunggulan seperti umur tanam pendek, tahan terhadap hama dan penyakit, pertumbuhan kalus cepat dan responsif terhadap perlakuan. Perbanyakan tanaman melalui kultur in vitro sangat tergantung oleh hormon (golongan auksin dan sitokinin). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi 2,4-D (Dichlorophenoxyacetic Acid) dan NAA (Nafthalene Acetic Acid) yang optimal untuk induksi kalus biji Oryza sativa L. cv. Ciherang dan mengetahui konsentrasi kombinasi NAA (Nafthalene Acetic Acid), BA (Benzil Adenin) dan Kinetin yang optimal untuk regenerasi tunas serta pengaruh kombinasi tersebut terhadap morfologi tunas dari kalus biji Oryza sativa L. cv. Ciherang. Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap yaitu tahap induksi kalus dan regenerasi tunas. Tahap I menggunakan perlakuan penambahan hormon 2,4 D (0, 1, 2 dan 3 mg/l) yang dikombinasikan dengan NAA (0, 0,5 dan 1 mg/l) untuk parameter kecepatan pembentukan kalus, berat basah kalus, persentase pembentukan kalus dan morfologi kalus, sedangkan Tahap II menggunakan perlakuan penambahan hormon BA (1,2 dan 3 mg/l) dan Kinetin (1,2 dan 3 mg/l) yang dikombinasikan dengan NAA (0,5 dan 1 mg/l) untuk parameter kecepatan pembentukan tunas, morfologi tunas dan persentase pembentukan tunas. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial melalui dua tahap dengan tiga kali ulangan. Tahapan penelitian meliputi sterilisasi alat, ruang penabur, medium, dan eksplan, induksi kalus, regenerasi tunas, pengamatan morfologi tunas dan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kombinasi NAA 0,5 mg/l dengan 2,4-D 3 mg/l memberikan hasil yang optimal pada parameter kecepatan pembentukan kalus yaitu 4,67 hari dan berat basah kalus sebesar 63,24 gr. Kombinasi NAA 1 mg/l dengan BA 3 mg/l memberikan hasil yang optimal pada parameter kecepatan pembentukan tunas yaitu 6,33 hari dan NAA 1 mg/l dengan Kinetin 2 mg/l memberikan hasil yang optimal pada parameter kecepatan pembentukan tunas yaitu 7 hari. Morfologi tunas yang paling baik yaitu berwarna hijau, tumbuh daun, akar, dan berkembang menjadi plantlet.

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: Teknobiologi > Tekno Lingkungan
Divisions: Fakultas Teknobiologi > Biologi
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 01 Jul 2013 13:14
Last Modified: 01 Jul 2013 13:14
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/2671

Actions (login required)

View Item View Item