SUSETYO, BIMO (2021) MUSEUM GEMPA BUMI DI KABUPATEN BANTUL. S1 thesis, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
|
Text (BIMO SUSETYO)
160116375 0.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
160116375 1.pdf Download (649kB) | Preview |
|
|
Text
160116375 2.pdf Download (477kB) | Preview |
|
|
Text
160116375 3.pdf Download (738kB) | Preview |
|
|
Text
160116375 4.pdf Download (438kB) | Preview |
|
Text
160116375 5.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
||
Text
160116375 6.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Indonesia merupakan negara yang rentan terkena bencana alam, hal ini dikarenakan posisi Indonesia secara astronomis terletak diantara 6° LU – 11° LS dan 95° BT – 11° BT. Indonesia juga merupakan wilayah yang berada pada Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) yang mengakibatkan banyaknya gunung api aktif dan berpotensi terjadi letusan gunung api serta gempa bumi. 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi sepanjang Cincin Api. Yogyakarta merupakan salah satu daerah di Indonesia yang rawan bencana gempa bumi. Salah satu bencana gempa bumi yang pernah terjadi adalah Gempa Jogja tahun 2006, tepatnya Sabtu, 27 Mei 2006 pukul 05.55 WIB, gempa bumi berkekuatan 5,9 Skala Richter. Gempa bumi yang berepisentrum di patahan sungai Opak dan sungai Oya mengakibatkan total kerusakan dan kerugian mencapai lebih dari Rp 29,1 triliun. Melihat gempa bumi yang tergolong dahsyat dan cukup mematikan, dalam hal ini pemerintah dirasakan sangat penting dalam menanggulangi bencana alam, namun alangkah lebih baiknya lagi jika kesadaran mitigasi bencana sudah diajarkan sejak dini kepada masyarakat. Terkait pengadaan sarana mitigasi bencana pemerintah Kabupaten Bantul akan merealisasikan pembangunan Museum Gempa Bantul sebagai fasilitas mitigasi dan fasilitas edukasi terkait dengan kebencanaan namun sampai saat ini belum terealisasikan. Mengacu pada fenomena yang terjadi, maka fasilitas mitigasi bencana yang Edukatif dan Informatif menjadi salah satu solusi baik mengingat pentingnya memberi pemahaman dan pengetahuan kebencanaan sejak dini kepada masyarakat untuk selalu waspada dan siaga apabila Gempa Bumi. Pendekatan Arsitektur kontemporer dipilih karena gaya arsitektur ini sebagai gagasan arsitektur yang berkembang sesuai dengan perkembangan zaman yaitu simpel sederhana dan modern. Arsitektur Kontemporer juga dapat mengekspresikan kekuatan gempa bumi tahun 2006 yang dapat digunakan sebagai bangungan pengingat akan peristiwa yang pernah terjadi tahun 2006.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Gempa Bumi, Museum, Bantul, Mitigasi |
Subjects: | Arsitektur > Lingkungan Kawasan Penelitian Dosen > Arsitektur > Lingkungan Kawasan |
Divisions: | Fakultas Teknik > Program Studi Arsitektur |
Depositing User: | Editor 6 uajy |
Date Deposited: | 03 May 2023 21:04 |
Last Modified: | 03 May 2023 21:04 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/28892 |
Actions (login required)
View Item |