., Kelvin (2023) PERANCANGAN PUSAT SENI DAN BUDAYA TIDAYU DI KOTA SINGKAWANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBIOSIS. S1 thesis, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
|
Text (Kelvin)
190117661_0.pdf Download (3MB) | Preview |
|
|
Text
190117661_1.pdf Download (2MB) | Preview |
|
|
Text
190117661_2.pdf Download (2MB) | Preview |
|
Text
190117661_3.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
||
Text
190117661_4.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
||
Text
190117661_5.pdf Restricted to Registered users only Download (18MB) |
Abstract
Perkembangan kemajemukan etnis dan budaya di Indonesia merupakan salah satu fenomena yang menarik dan unik untuk diangkat. Salah satu kota yang kaya akan kemajemukan ini adalah Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Kota ini juga dinobatkan sebagai kota paling toleran di Indonesia oleh SETARA Institut tahun 2022. Tentunya penghargaan ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang ikut mendukung dan menjaga kerukunan antar umat beragama dan etnis yang ada di Kota Singkawang. Peran pemerintahan daerah yang tercermin dari visi dan misi, masyarakat Kota Singkawang, para tokoh agama dan pihak lainnya. Keunikan lainnya dari Kota Singkawang yaitu kota yang khas akan budaya Tionghoa, Dayak dan Melayu (Tidayu). Jumlah persentase etnis masyarakat Singkawang berdasarkan data BPS Kota Singkawang yaitu etnis Tionghoa sebesar 40.38%, etnis Melayu sebesar 36.72%, etnis Dayak sebesar 7.26%, dan lainnya sebesar 15.64%. Data tersebut menunjukkan bahwa etnis Tionghoa merupakan etnis mayoritas di Kota Singkawang (Badan Pusat Statistik Kota Singkawang 2021). Kota ini sudah menjadi tempat tinggal bagi berbagai komunitas etnis selama beberapa generasi, dengan tiga komunitas utama yaitu Tionghoa, Dayak dan Melayu. Keragaman ini membuat Kota Singkawang kaya akan seni dan budayanya, sehingga menjadi sangat layak untuk dikembangkan dalam sektor dan pengembangan pariwisata berbasis budaya. Beberapa festival yang rutin dilaksanakan di Singkawang, diantaranya festival Cap Go Meh, Festival Seni Melayu, Festival Dayak Ngabayon, Dayak Naik Dango Gawai dan Ramadhan Fair serta banyak bentuk kebudayaan lainnya seperti bahasa, tari, kerajinan tangan dan lain sebagainya. Ditetapkannya Kota Singkawang sebagai kota paling toleran di Indonesia, serta keanekaragaman etnis dan budaya yang ada, didukung dengan minimnya fasilitas untuk mengenalkan dan mempromosikan potensi tersebut, maka diperlukan sebuah wadah berupa perancangan pusat seni dan budaya Tidayu sebagai wujud dan bentuk pelestarian kebudayaan dan keharmonisan masyarakat yang terdiri dari berbagai macam jenis budaya dan etnis tersebut. Perancangan ini juga diharapkan dapat meningkatkan aspek ekonomi lokal sehingga dapat memacu perkembangan di sektor pariwisata di Kota Singkawang.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Multikultur, Budaya, Arsitektur Simbiosis, Pusat Seni dan Budaya, Tidayu |
Subjects: | Arsitektur > Bangunan Arsitektural Penelitian Dosen > Arsitektur > Bangunan Arsitektural |
Divisions: | Fakultas Teknik > Program Studi Arsitektur |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 03 Jul 2023 20:57 |
Last Modified: | 03 Jul 2023 20:57 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/29229 |
Actions (login required)
View Item |