DAMPAK KONVERSI MINYAK TANAH KE GAS ELPIJI TERHADAP PARA PENGRAJIN KOMPOR MINYAK TANAH (Studi Deskriptif Kualitatif Terhadap Para Pengrajin Kompor Minyak Tanah Di Dusun Sekarsuli-Berbah Sleman)

Winasis, Win (2009) DAMPAK KONVERSI MINYAK TANAH KE GAS ELPIJI TERHADAP PARA PENGRAJIN KOMPOR MINYAK TANAH (Studi Deskriptif Kualitatif Terhadap Para Pengrajin Kompor Minyak Tanah Di Dusun Sekarsuli-Berbah Sleman). S1 thesis, UAJY.

[img]
Preview
Text (Halaman Judul)
0SOS02126.pdf

Download (502kB) | Preview
[img] Text (Bab I)
1SOS02126.pdf
Restricted to Registered users only

Download (237kB)
[img] Text (Bab II)
2 SOS02126.pdf
Restricted to Registered users only

Download (242kB)
[img]
Preview
Text (Halaman III)
3SOS02126.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Program Konversi Minyak Tanah (minah) ke LPG merupakan program Pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi subsidi BBM, dengan mengalihkan pemakaian minah ke LPG. Program ini diimplementasikan dengan membagikan paket tabung LPG beserta isinya, kompor gas dan asesorisnya kepada rumah tangga dan usaha mikro pengguna minah. Konversi minah ke LPG yang terkesan dipaksakan ini, memiliki konsekuensi-konsekuensinya. Selain berdampak pada masyarakat atau keluarga pengguna minah, dampak tersebut juga dirasakan oleh industri pembuatan kompor minah. Hal serupa juga dialami pula oleh para pengrajin kompor di Dusun Sekarsuli, sehingga menarik untuk melihat bagaimana dampaknya dan usaha apa saja yang dilakukan para pengrajin dalam menghadapi konversi tersebut. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif dan menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan untuk menguraikan permasalahan penelitian ini adalah Teori Aksi yang dikemukakan oleh Hinkle. Dari hasil penelitian di lapangan ditemukan bahwa dengan adanya program konversi minah ke LPG ini menimbulkan dampak yang dialami oleh para pengrajin, yaitu: Pertama, dampak ekonomi, yaitu dengan: (a) menurunnya jumlah pesanan, (b) menurunnya jumlah penjualan kompor, (c) menurunnya jumlah penghasilan, dan (d) tidak bisa membayar cicilan (utang) di bank, Kedua, yaitu dampak sosial-budaya yang terjadi di lingkungan para pengrajin, yang terkait dengan persaingan harga yang kompetitif membuat hubungan sosial antar para pengrajin tidak nyaman. Dampak yang dirasakan oleh para pengrajin tersebut, membuat para pengrajin melakukan usaha-usaha untuk menghadapi dampak tersebut dengan membuat alat-alat rumah tangga seperti irus, serok sampak, matri atau membuat sesuatu berdasarkan pesanan dari orang. Selain itu para pengrajin juga mengikuti pelatihan pembuatan kompor gas yang diselenggarakan oleh Pemkab Sleman. Di sisi lain para pengrajin juga mempunyai usaha-usaha agar tetap Survive, yaitu dengan cara: (a) meminjam barang atau uang kepada rekan sesama pengrajin, (b) melakukan penghematan dari berbagai kebutuhan atau dengan mengurangi pengeluaran keluarga, dengan makan seadanya dan memilih harga yang murah, (c) membentuk jaringan sosial. Sebagaimana dalam Teori Aksi tersebut (2003:45), menyebutkan bahwa sebagai subyek manusia bertindak atau berperilaku untuk mencapai tujuan tertentu, manusia memilih, menilai, mengevaluasi terhadap tindakan yang akan sedang dan yang telah dilakukan. Lebih lanjut, Parsons (2003;45-49) berpendapat aktor mempunyai dan memilih alternatif cara, alat yang diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan. Senada dengan teori tersebut, dapat dipahami bahwa para pengrajin melakukan berbagai strategi untuk mempertahankan keberadaannya dan pekerjaannya, apalagi dalam menghadapi konversi minyak tanah sekarang ini, serta memenuhi kebutuhan hidup dengan berbagai macam cara adalah sebuah pola yang wajar dalam kerangka berfikir untuk mencapai tujuan hidupnya yaitu kecukupan kebutuhan ekonomi. Secara umum dapat dikatakan bahwa dampak konversi minah ke LPG ini merupakan tantangan bagi para pengrajin kompor untuk tetap bisa survive dengan cara beralih usaha (profesi) meskipun yang dilakukannya saat ini hasilnya tidak sebanding dengan apa yang mereka kerjakan dan apa yang mereka keluarkan. Berdasarkan uraian di atas maka hasil penelitian ini diketahui bahwa dengan adanya konversi minah ke LPG ini, mengakibatkan para pengrajin harus mencari usaha-usaha (strategi) guna untuk bertahan hidup.

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: Sosiologi > Business
Divisions: Fakultas ISIP > Sosiologi
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 02 Aug 2013 10:04
Last Modified: 02 Aug 2013 10:04
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/3478

Actions (login required)

View Item View Item