Penyosokan 11 Oknum Anggota Kopassus dan Empat Tahanan Titipan Polda DIY dalam Bingkai Berita Media Cetak Lokal dan Nasional (Analisis Framing Penyosokan 11 Oknum Anggota Kopassu dan Empat Tahanan Titipan Polda DIY dalam Berita Penyerbuan Lapas Cebongan Pada SKH Kedaulatan Rakyat dan Harian Kompas edisi Maret-April 2013)

Rosiana, Meissara Jovie (2014) Penyosokan 11 Oknum Anggota Kopassus dan Empat Tahanan Titipan Polda DIY dalam Bingkai Berita Media Cetak Lokal dan Nasional (Analisis Framing Penyosokan 11 Oknum Anggota Kopassu dan Empat Tahanan Titipan Polda DIY dalam Berita Penyerbuan Lapas Cebongan Pada SKH Kedaulatan Rakyat dan Harian Kompas edisi Maret-April 2013). Jurnal Ilmu Komunikasi. pp. 1-12.

[img]
Preview
Text
JURNAL.pdf

Download (799kB) | Preview

Abstract

Menurut pandangan konstruksionis, berita merupakan produk kerja jurnalistik yang dalam proses pembuatannya melibatkan berbagai faktor kepentingan, ideologi, pandangan, sikap, dan nilai-nilai yang berpengaruh aktif pada jurnalis juga organisasi media dalammengonstruksi realitas. Melalui analisis framing, proses pembingkaian berita dari hasil konstruksi realitas yang kemudian dapat mewujudkan sebuah penyosokan oleh media dapat dibongkar. Penelitian ini berfokus pada bagaimana media cetak lokal yakni SKH Kedaulatan Rakyat dan media cetak nasional Harian Kompas melakukan penyosokan terhadap 11 oknum anggota Kopassus dan empat tahanan titipan Polda DIY dari frame berita penyerbuan Lapas Cebongan pada pemberitaan edisi Maret-April 2013. Mengingat peristiwa ini merupakan isu lokal Yogyakarta yang pemberitaanya menyita perhatian masyarakat luas sehingga menjelma menjadi isu nasional. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki untuk meneliti analisis level teks, dan pemikiran Dietram A. Scheufele “A Process Model of Framing Research” serta “Media Organizational Performance” milik Denis Mc Quail pada analisis level konteks. Hasil penelitian yang menggabungkan analisis teks dan konteks mengungkap bahwa dalam SKH Kedaulatan Rakyat memiliki frame berita yang mengangkat aksi penyerbuan Lapas Cebongan sebagai tindakan pemberantasan premanisme, sehingga penyosokan terhadap 11 oknum anggota Kopassus cenderung positif sebagai pahlawan masyarakat Yogyakarta. Sedangkan empat tahanan titipan Polda DIY sebagai preman yang pantas diberantas karena selama ini dianggap meresahkan masyarakat Yogyakarta. Berbeda dengan Harian Kompas yang frame beritanya menggambarkan kasus Cebongan sebagai tindakan pelanggaran yang tidak menghormati hukum. Berdasarkan frame tersebut 11 oknum anggota Kopassus disosokkan sebagai aparat keamanan yang mencoreng wibawa hukum, sementara empat tahanan disosokkan sebagai bukti dari melemahnya fungsi keamanan negara. Meskipun isu yang diberitakan sama, namun melalui proses framing yang berbeda tiap media akan melahirkan pemberitaan yang berbeda pula, tergantung dengan ideologi dan kepentingan agenda media.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Kasus Cebongan, Kopassus, Penyosokan, Pan Kosicki
Subjects: Komunikasi > Jurnalisme
Divisions: Fakultas ISIP > Ilmu komunikasi
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 27 Jun 2014 09:09
Last Modified: 27 Jun 2014 09:09
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/5365

Actions (login required)

View Item View Item