POTENSI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ADAT DESA BEJI KECAMATAN NGAWEN GUNUNG KIDUL DALAM MELESTARIKAN HUTAN ADAT WONOSADI

Murdiati, Caritas Woro and Suliantoro, Bernadus Wibowo POTENSI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ADAT DESA BEJI KECAMATAN NGAWEN GUNUNG KIDUL DALAM MELESTARIKAN HUTAN ADAT WONOSADI. [Research]

[img] Text (Penelitian Ilmu Hukum)
HK35207.pdf
Restricted to Registered users only

Download (6MB)

Abstract

Hutan sebagai salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui, memiliki peranan strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat . Namun,diera orde baru akitivitas pengrusakan hutan secara kuantitas berlangsung dalam jumlah yang besar. Hal ini disebabkan oleh cara pandang yang salah tentang pemanfaatan sumber daya alam hanya dipandang sebagai komoditas ekonomis dan pengelolaanya tidak melibatkan masyarakat adat .Masyarakat adat yang tinggal di dalam atau di sekitar kawasan hutan, umumnya telah memiliki kearifan lokal tertentu yang telah sekian lama mampu menjaga kelestarian hutan di sekitarnya kurang diberi peran. Masyarakat adat memahami semua aktivitasnya sebagai aktivitas moral sehingga tidak berbuat semena-mena terhadap lingkungannya. Masyarakat adat di desa Beji Kecamatan Ngawen Gunung Kidul memiliki potensi kearifan lokal yang bernilai tinggi dalam melestarikan hutan adat Wonosadi. Untuk itulah peneliti tertarik mengungkap potensi kearifan lokal masyarakat adat desa Beji Kecamatan Ngawen Gunung Kidul dalam melestarikan hutan adat Wonosadi dengan cara menggali nilai-nilai kearifan lokal dalam pengelolaan hutan yang masih dihayati, dipraktekkan, diajarkan dan diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Desa Beji Kecamatan Ngawen Gunung Kidul serta prinsip-prinsip etika lingkungan yang melatarbelakangi pemikiran masyarakat tersebut.Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris, memerlukan data primer sebagai data utama disamping data sekunder. Hasil penelitian menunjukan pandangan hidup warga desa Beji, Ngawen, Gunungkidul terkait dengan hubungan manusia dengan Leluhur dan Dunia Gaib bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa yang paling sempurna sehingga berkewajiban untuk menata, mengatur, memanfaatkan serta menjaga kelangsungan hidupnya. Kelestarian hutan dapat terjaga karena masyarakat mensakralkan keberadaan hutan Wonosadi.Tempat yang disakralkan antara lain: lembah Ngenuman (sebuah pelataran yang terdapat di tengah-tengah hutan Wonosadi) , pelataran Nyi Rara Resmi (juga terdapat di hutan Wonosadi, di tempat ini selalu menjadi pesinggahan sesaji upacara sebelum akhirnya dibawa ke lembah Ngenuman).Tokoh leluhur yang paling dihormati dan berjasa bagi adanya hutan Wonosadi adalah almarhum pangeran Onggoloco. Pandangan hubungan Manusia dengan Lingkungan Alam , menurut mereka selama manusia hidup di dunia ini lingkungan alam telah memberikan kehidupan baginya, sehingga sebagai timbal baliknya, manusia harus senantiasa pandai menjaga lingkungan alam agar tetap lestari serta dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia sampai kapanpun.Pandangan tentang hubungan manusia dengan manusia menekankan hidup dalam suasana rukun, gotong-royong dan tolong menolong. Prinsip-prinsip etika lingkungan yang selama ini diyakini dan dijunjung tinggi berupa: kerjasama secara kemitraan dalam bertanggungjawab terhadap keutuhan biosfer, solidaritas kosmis, menjaga keselarasan dengan alam dan menjalin relasi yang setara dengan alam.

Item Type: Research
Subjects: Ilmu Hukum > Peradilan dan Penyelesaian Sengketa Hukum
Divisions: Fakultas Hukum > Program Studi Ilmu Hukum
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 08 Jul 2014 07:47
Last Modified: 18 Mar 2015 08:13
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/5487

Actions (login required)

View Item View Item