MARCELINO, CASIMIRUS WINANT (2012) PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK DALAM BERITA KEJAHATAN SUSILA (Analisis Isi Kuantitatif Penerapan Kode Etik Jurnalistik Dalam Berita Kejahatan Susila di Harian Umum Koran Merapi Periode Januari - Juni 2011). S1 thesis, UAJY.
|
Text (Halaman Judul)
0KOM03279.pdf Download (457kB) | Preview |
|
|
Text (Bab I)
1KOM03279.pdf Download (389kB) | Preview |
|
Text (Bab II)
2KOM03279.pdf Restricted to Registered users only Download (298kB) |
||
Text (Bab III)
3KOM03279.pdf Restricted to Registered users only Download (498kB) |
||
|
Text (Bab IV)
4KOM03279.pdf Download (200kB) | Preview |
Abstract
“Noni si Nona Nikmat Menghilangkan Penat di Otakku”. Barangkali itu baru salah satu contoh judul “seronok” yang bisa dengan mudah dijumpai dalam beritaberita di dalam koran kuning. Masih banyak judul dan isi berita yang lebih cabul yang mungkin ada di koran-koran macam Pos Kota, Lampu Merah, Meteor, atau Koran Merapi. Jika dilihat dari Kode Etik Jurnalistik, mungkin sudah banyak pelanggaran yang dilakukan oleh koran kuning di Indonesia terkait dengan pemberitaan yang mereka lakukan. Padahal surat kabar adalah sarana yang dapat dinikmati oleh khalayak luas, sehingga selalu dituntut untuk menyajikan isi berita yang berkualitas. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan analisis terhadap bagaimana penerapan Kode Etik Jurnalistik dalam berita kejahatan susila Koran Merapi periode Januari-Juni 2011. Penelitian ini menggunakan dua konsep teori, yakni Kode Etik Jurnalistik Indonesia (KEJI) dan 9 elemen jurnalisme yang digagas oleh Bill Kovach dan Tom Rosenstiel. KEJI digunakan untuk analisis level teks, sementara 9 elemen jurnalisme membantu peneliti untuk menganalisis level konteks. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis isi kuantitatif, di mana peneliti dibantu oleh dua orang intercoder untuk menganalisa setiap berita kejahatan susila di dalam Koran Merapi menggunakan unit analisis yang sudah diturunkan dari KEJI. Terdapat empat pasal KEJI yang berhubungan dengan penelitian ini yang kemudian diturunkan menjadi enam unit analisis, yaitu keberimbangan berita, pencampuran fakta dan opini dalam berita, penerapan asas praduga tak bersalah, unsur sadis dan cabul dalam berita, penyamaran identitas korban kejahatan susila, dan privasi narasumber yang tidak berhubungan dengan kepentingan publik. Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa hal yang sudah dilakukan dengan baik oleh Koran Merapi terkait penerapan Kode Etik Jurnalistik. Meski berlabel koran kuning, Koran Merapi cukup sopan jika dibandingkan dengan koran-koran kuning yang lain. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa unsur sadis dan cabul sama sekali tidak ada di dalam Koran Merapi. Namun yang masih sangat kurang diperhatikan oleh Koran Merapi adalah soal keberimbangan berita. Dalam teks berita seringkali hanya terdiri dari satu pihak saja, seperti tersangka, korban, atau polisi. Ketika pun ada dua pihak atau lebih, keterangan yang diberikan kurang lebih sama, bukan dari dua pihak yang berseberangan. Untuk penyamaran identitas korban kejahatan susila, Koran Merapi sudah dalam kategori baik. Namun satu hal yang masih kurang diperhatikan adalah soal penyamaran jenis pekerjaan korban kejahatan susila. Sementara untuk identitas lain, yakni nama, alamat, etnis dan nama anggota keluarga korban sudah disamarkan dengan baik. Sementara dalam hal menjaga privasi narasumbernya, Koran Merapi sudah baik dalam penerapannya. Koran Merapi tidak pernah menuliskan kehidupan pribadi narasumber yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan publik.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | koran kuning, kejahatan susila, kode etik jurnalistik |
Subjects: | Komunikasi > Jurnalisme |
Divisions: | Fakultas ISIP > Ilmu komunikasi |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 17 Apr 2013 12:08 |
Last Modified: | 01 May 2013 10:32 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/556 |
Actions (login required)
View Item |