“Semiotika 2 foto Jurnalistik Erupsi Gunung Kelud” (Analisis Semiotika pada Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat 19 Februari 2014 dan 23 Februari 2014)

Triasmoro, Sebastian Dimas (2014) “Semiotika 2 foto Jurnalistik Erupsi Gunung Kelud” (Analisis Semiotika pada Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat 19 Februari 2014 dan 23 Februari 2014). Jurnal Ilmu Komunikasi. p1-8.

[img] Text (Jurnal Ilmu Komunikasi)
jurnal.pdf

Download (500kB)

Abstract

Foto merupakan hal yang sangat dekat dengan kehidupan kita. Di dunia jurnalistik, foto mempunyai peranan penting karena foto dapat menjadi ambience atau penguat informasi yang dimuat surat kabar secara visual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna sebenarnya (denotatif) dan makna yang tersirat di dalamnya (konotatif) dengan menggunakan pendekatan semiotika sebagai pisau untuk membelah foto. Analisis semiotika merupakan cara atau metode untuk menganalisis dan memberikan makna-makna terhadap lambang-lambang yang terdapat pada suatu lambang- lambang pesan atau teks. Fotografi menyediakan data yang sangat deskriptif, yang sering digunakan untuk hal-hal yang sangat subjektif, dan hasilnya dianalisis secara induktif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sedangkan data yang yang dipakai adalah data kualitatif, yang ditampilkan dalam bentuk gambar dan kalimat. 2 foto yang dimuat oleh SKH Kedaulatan Rakyat pada tanggal 19 Februari 2014 dan 23 Februari 2014 dianalisis dengan menggunakan metode Semiotika Roland Barthes, dimana terdapat enam elemen yang dapat menjabarkan isi dari sebuah foto sehingga tercipta sebuah makna. Tricks Effects, Objek, Pose, Fotogenia, Aestheticism, dan Syntax. Analsis foto dilakukan dengan menggunakan 2 tingkat pemaknaan milik Roland Barthes. Pemakanan tingkat pertama menggambarkan relasi antara penanda dan petanda di dalam tanda, dan antara tanda dengan referennya. Barthes menyebut tingkatan ini sebagai denotasi. Pemaknaan tingkat kedua menggambarkan interaksi yang berlangsung saat tanda bertemu langsung dengan perasaan atau emosi penggunanya dan nilai-nilai kulturalnnya. Barthes menyebut tingkatan ini sebagai konotasi. Mitos dan Ideologi merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari penelitian ini. Antara ideologi dan mitos terdapat korelasi terhadap semiotika ketika melihat sebuah fenomena yang ada di dalam kehidupan sosial. Mitos membutuhkan denotasi sebagai landasannya, yang artinya mitos mengambil semiotik tingkat pertama sebagai landasannya (penanda) lalu memunculkan makna baru yaitu pada semiotik tingkat kedua (petanda). Bila konotasi merupakan pemaknaan tingkat kedua dari penanda, maka mitos merupakan pemaknaan tingkat kedua dari petanda Tanda-tanda dalam foto ini menyiratkan sebuah bencana alam berupa hujan abu yang diakibatkan oleh erupsi Gunung Kelud yang menerpa Desa Pandansari, Ngantang, Malang. Terlihat dari objek-objek yang ada merupakan sebuah keadaan sebuah tempat yang dilanda abu vulkanik, dari sana terlihat sebuah kehancuran, penderitaan, dan kerugian.

Item Type: Article
Subjects: Komunikasi > Jurnalisme
Divisions: Fakultas ISIP > Ilmu komunikasi
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 21 Jan 2015 09:22
Last Modified: 21 Jan 2015 09:22
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/6558

Actions (login required)

View Item View Item