ANALISIS DAN PERANCANGAN KEBUTUHAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (Studi Kasus Jalan Diponegoro dan Jalan Laksda. Adisutjipto Yogyakarta)

PRIASTAMA, PUNGKAS (2015) ANALISIS DAN PERANCANGAN KEBUTUHAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (Studi Kasus Jalan Diponegoro dan Jalan Laksda. Adisutjipto Yogyakarta). S1 thesis, UAJY.

[img] Text (Halaman Judul)
0TS13780.pdf

Download (849kB)
[img] Text (Bab I)
1TS13780.pdf

Download (267kB)
[img] Text (Bab II)
2TS13780.pdf

Download (386kB)
[img] Text (Bab III)
3TS13780.pdf

Download (793kB)
[img] Text (Bab IV)
4TS13780.pdf

Download (464kB)
[img] Text (Bab V)
5TS13780.pdf
Restricted to Registered users only

Download (508kB)
[img] Text (Bab VI)
6TS13780.pdf
Restricted to Registered users only

Download (380kB)
[img] Text (Bab VII)
7TS13780.pdf

Download (375kB)

Abstract

Pertumbuhan ekonomi di suatu daerah akan sangat berpengaruh pada tingkat keramaian lalu lintas di sekitarnya. Keramaian lalu lintas diartikan sebagai volume kendaraan dan pejalan kaki. Pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan lalu lintas tersebut dengan berbanding lurus. Permasalahan yang terjadi adalah konflik antara pejalan kaki yang menggunakan prasarana jalan untuk menyeberang dengan kendaraan yang melintasi jalan tersebut. Pada kasus ini, mengambil jalan Diponegoro (depan pasar Kranggan) dan jalan Laksda. Adisutjipto (depan Ambarukmo Plaza). Ada 2 hal yang penulis lakukan yakni meninjau ruas jalan tersebut secara langsung untuk mengetahui tingkat keramaian lalu lintas dan menganalisis kebutuhan jembatan penyeberangan orang pada ruas jalan tersebut sekaligus menjadi solusi yang bisa diusulkan untuk mengatasi konflik yang dimaksud. Menurut Departemental Advice Note TA/10/80, syarat minimal ruas jalan membutuhkan jembatan penyeberangan orang adalah jumlah penyeberang (P) : 100 (orang/jam), jumlah kendaraan : > 5000 (smp/jam), dan PV^2: > 5 x 10^9. Pengambilan data dilakukan langsung dilapangan menggunakan alat counter. Pembagian waktu ditentukan dengan pertimbangan jam puncak keramaian dalam sepekan. Penulis mengambil waktu pagi hari selama 3 hari untuk jalan Diponegoro. Sedangkan siang dan malam (akhir pekan) selama 3 hari untuk jalan Laksda. Adisutjipto. Setelah data diperoleh, data diolah sesuai ketentuan-ketentuan yang telah didapat dari berbagai macam sumber. Hasil pengolahan data mengatakan bahwa baik jalan Diponegoro maupun jalan laksda. Adisutjipto pada tahun 2015 belum membutuhkan fasilitas penyeberangan orang. Dari hasil tersebut penulis ingin mengetahui kapan kedua ruas jalan ini membutuhkan jembatan penyeberangan orang. Maka dengan pembanding data dari Dinas Perhubungan DIY, menentukan pertumbuhan volume kendaraan pertahun. Dari perhitungan didapatkan bahwa 4 tahun lagi jalan Laksda. Adisutjipto membutuhkan jembatan penyeberangn orang. Sedangkan jalan Diponegoro 31 tahun lagi mebutuhkan jembatan penyeberangan orang. Dari hasil jumlah pejalan kaki yang menyeberang jalan, didapatkan keduanya memenuhi syarat (lebih dari 100 orang/jam), maka penulis mencoba untuk merancang jembatan penyeberangan orang berdasarkan volume pejalan kaki tersebut. Perancangan hanya mencakup dimensi fungsional jembatan bagi pejalan kaki.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: volume kendaraan, volume penyeberang, jalan Diponegoro, jalan Laksda. Adisutjipto, jembatan penyeberangan orang.
Subjects: Sipil > Transportasi
Sipil > Transportasi
Divisions: Fakultas Teknik > Program Studi Teknik Sipil
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 17 Feb 2016 08:03
Last Modified: 17 Feb 2016 08:03
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/8793

Actions (login required)

View Item View Item