OPTIMASI PEMBENTUKAN KALUS DAUN BENALU (Dendrophthoe pentandra (L) Miq.) SECARA IN VITRO

Prihastuti, Kresensia (2001) OPTIMASI PEMBENTUKAN KALUS DAUN BENALU (Dendrophthoe pentandra (L) Miq.) SECARA IN VITRO. S1 thesis, UAJY.

[img] Text (Halaman Judul)
0BL00328.pdf

Download (199kB)
[img] Text (Bab I)
1BL00328.pdf

Download (78kB)
[img] Text (Bab II)
2BL00328.pdf

Download (135kB)
[img] Text (Bab III)
3BL00328.pdf
Restricted to Registered users only

Download (115kB)
[img] Text (Bab IV)
4BL00328.pdf
Restricted to Registered users only

Download (913kB)
[img] Text (Bab V)
5BL00328.pdf

Download (530kB)

Abstract

Benalu (Dendrophthoe pentandra (L) Miq.) merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang hingga saat ini masih banyak digunakan di berbagai negara, khususnya di Asia Tenggara. Daun dan batang benalu menghasilkan metabolit sekunder golongan flavonosenyawa obat spesi.fik yang terkandung didalamnya adalah Quercitrin. Dilaporkan bahwa quercitrin berperanan dalam menghambat proliferasi sel-sel kanker. Budidaya benalu secara alami akan mengakibatkan kerugian, selain itu pengambilan senyawa metabolit akan mengalami berbagai kesulitan. Kultur in vitro merupakan suatu jalan keluar untuk pengembangan produksi senyawa obat tersebut. Sebagai langkah awperlu diketahui kondisi yang sesuai untuk pembentukan kalus dari daun benalu. Hal itu meliputi sterilisasi eksplan, jenis medium, dan hormon tumbuh serta keadaan lingkungan k:ultur. Percobrian yang dilakukan mengg{makan medium dasar yakni medium MS dan B5. Masmg-masing medium ditambahkan hormon NAA, 2,4-D dan kinetin dengan berbagai konsentrasbaik secara tunggal NAA dan 2,4-D {1, 5, 10, 20 dan 30 mg/1) maupun kombinasi NAA + kinetin dan 2,4-D + kinetin {1, 5 dan 10 mg/1). Sterilisasi eksplan menggunakan HgCh 20% antara 8 - 10 menit. Pemotongan eksplan dilakukan dalam larutan vitamin C 100 mg/ 100 mluntuk mencegah te1jadinya browning. Hasil percobaan menunjukkan bahwa jumlah eksplan yang membentuk kalus pada medium B5 (46,00%) lebih baik dibanding pada medium MS {40,67%). Penambahan 10 mg/1 NAA dan 2,4-D sesuai untuk inisiasi kalus daun benalu. Waktu pembentukan kalus tercepat diperlihatkan pada penambahan 2,4-D 10 mg/1 dalam medium B5 yakni 23,75 hari Disamping auxin (NAA dan 2,4-D), penambahan kinetin berguna untuk pembelahan sel. Meskipun kinetin tidak mempercepat inisiasi kalus, pada konsentrasi rendah (1 dan 5 mg/1) memperlihatkan hasil yang signifikan dalam proses proliferasi kalus. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perlalruan yang diujikan cocok untuk kultur daun benalu. Hal penting lain yang perlu diketahui adalah jenis senyawa berguna lainnya dan konsentrasi senyawa obat(quetcitrin) pada tanaman Alami, dengan demikian dapat dibandingkan dengan senyawa obat yang terdapat pada kalus

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: Teknobiologi > Tekno Lingkungan
Divisions: Fakultas Teknobiologi > Biologi
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 24 May 2016 07:48
Last Modified: 24 May 2016 07:48
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/9432

Actions (login required)

View Item View Item