Muhammad, Azki (2016) APARTEMEN UNTUK LANSIA POTENSIAL DI JAKARTA SELATAN. S1 thesis, UAJY.
Text (Halaman Judul)
0TA14090.pdf Download (819kB) |
|
Text (Bab I)
1TA14090.pdf Download (787kB) |
|
Text (Bab II)
2TA14090.pdf Download (2MB) |
|
Text (Bab III)
3TA14090.pdf Download (625kB) |
|
Text (Bab IV)
4TA14090.pdf Download (553kB) |
|
Text (Bab V)
5TA14090.pdf Restricted to Registered users only Download (5MB) |
|
Text (Bab VI)
6TA14090.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Pertumbuhan senior/lansia pada tahun 2020 berjumlah 29 juta (11,34%) dari total penduduk di Indonesia. Pada masa mendatang tahun 2035 proporsi penduduk Indonesia akan berbentuk piramida terbalik (keadaan dimana angka penduduk di atas 60 tahun mencapai 15-20%). Pertumbuhan jumlah penduduk lansia (pra-lansia, lansia dan lansia resiko tinggi) di Jakarta sendiri pada tahun 2015 sudah mencapai 20,7%. Terdapat permasalahan kebutuhan tempat tinggal lansia yang dihadapi oleh penduduk urban khususnya Jakarta pada abad ke-21 diantaranya adalah perubahan struktur pola keluarga dari extended family menjadi nuclear family dan kondisi hunian untuk lansia seperti Panti Jompo/Wredha/Grha Lansia saat ini tidak sesuai dengan gaya hidup kaum urban. Pada kondisi urban dibutuhkan tempat tinggal untuk mewadahi kebutuhan tersebut sehingga muncul solusi menjadikan senior living sebagai hunian untuk lansia potensial. Senior living tersebut menjawab kebutuhan fisik dan psikis lansia melalui psikologi lansia. Konsep penekanan psikologi lansia yang diterapkan pada apartemen ini menyangkut emotional, spritual, intellectual, social, physical dan occupational. Secara psikologis melalui suasana rekreatif akan menghilangkan perasaan kesepian dan menstimulus lansia agar dapat berinteraksi dengan lingkungan yang baru. Transformasi kesan rekreatif dengan penekanan psikologi lansia diterapkan pada KDB bangunan yang digunakan hanya 12,4% sebagai respon untuk memaksimalkan taman atau ruang terbuka hijau yang dibutuhkan lansia untuk mendapatkan relaksasi mata ke arah ruang komunal yang diapit oleh 2 menara apartemen setinggi 14 lantai (termasuk roof garden). Pada fasad apartemen lansia yang saling berhadapan dibuat bukaan kaca lebar dan balkon panjang yang berbeda-beda di tiap lantai sehingga menimbulkan kesan rekreatif yang mendukung visual contact dan mendukung interaksi visual antar lansia di lantai yang berbeda. Ruang-ruang komunal dan fasilitas yang menunjang rekreasi lansia diletakan pada lantai 3 yang menghubungkan bangunan apartemen lansia yang terpisah. Pada tersebut fokus pada fasilitas rekreasi untuk lansia sehingga akan terjadi area sosialisasi, interaksi dan mendukung komunitas lansia pada apartemen tersebut sehingga menghilangkan perasaan kesepian dan kebosanan.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Lansia, Senior, Senior Living, Apartemen Lansia, Senior Apartement, Rekreatif, Psikologi Lansia |
Subjects: | Arsitektur > Bangunan Arsitektural Penelitian Dosen > Arsitektur > Bangunan Arsitektural |
Divisions: | Fakultas Teknik > Program Studi Arsitektur |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 22 Jun 2016 08:01 |
Last Modified: | 22 Jun 2016 08:01 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/9767 |
Actions (login required)
View Item |