PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI PADA PT. DIAMOND BARU DI YOGYAKARTA

Aviantono, Yosep Donan Dwi (2005) PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI PADA PT. DIAMOND BARU DI YOGYAKARTA. S1 thesis, UAJY.

	Text (Halaman Judul) 0EM13359.pdf Download (187kB)
	Text (Bab I) 1EM13359.pdf Download (146kB)
	Text (Bab II) 2EM13359.pdf Download (260kB)
	Text (Bab III) 3EM13359.pdf Restricted to Registered users only Download (202kB)
	Text (Bab IV) 4EM13359.pdf Restricted to Registered users only Download (552kB)
	Text (Bab V) 5EM13359.pdf Download (123kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: (1) tingkat pengendalian kualitas concrete block (2) jenis kerusakan yang terjadi, dan (3) sebab-sebab terjadinya kerusakan concrete block tipe Holland dan tipe Segi Enam pads PT. Diamond Baru selama bulan Juni tahun 2005. Metode penelitian yang digunakan dalam riset ini adalah (1) observasi, (2) wawancara, (3) studi pustaka, (4) Metode P-chart, (5) Diagram Pareto, dan (6) Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram). Ada tiga temuan utama yang diperoleh dari penelitian ini. Pertama, tingkat kerusakan yang terjadi sampai dengan output pada proses kedua dalam proses produksi concrete block tipe Holland dan tipe Segi Enam masih berada dalam batas pengendalian. Ini dapat diketahui dari tidak adanya nilai proporsi kerusakan yang keluar dari batas-batas pengendalian baik itu Batas pengendalian atas (UCL) maupun batas batas pengendalian bawah (LCL). Kedua, dilihat dengan menggunakan analisis Diagram Pareto ditemukan bahwa jenis kerusakan concrete block tipe Holland dan tipe Segi Enam yang paling sering adalah keretakan. Pada Diagram Pareto diketahui bahwa keretakan concrete block tipe Holland berjumlah 311 atau 65.2% dari total kerusakan yang terjadi. Sedangkan untuk tipe Segi Enam, keretakan concrete block berjumlah 261 atau 66.9% dari total kerusakan. Ketiga, dengan menggunakan Diagram Sebab Akibat dapat diketahui bahwa penyebab keretakan concrete block tipe Holland dan tipe Segi Enam adalah faktor manusia (karyawan). Faktor manusia yang dimaksud yaitu karyawan pengeringan yang jenuh dalam bekerja dan posisi kerja yang tidak tepat

Actions (login required)

View Item