DEKOK DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI CAIRAN UNTUK SANITASI TANGAN DAN MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN BUAH MENTIMUN (Cucumis sativus L.)

Pantoro,, Bernadus Andy Setyo (2002) DEKOK DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI CAIRAN UNTUK SANITASI TANGAN DAN MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN BUAH MENTIMUN (Cucumis sativus L.). .. pp. 1-18. ISSN .

[img] Text
JURNAL.pdf

Download (516kB)

Abstract

Makanan yang diolah dengan cara yang kurang baik dapat menyebabkan penyakit jika dikonsumsi oleh tubuh (foodborne disease). Penyakit akibat makanan disebabkan oleh bakteri patogen. Pengendalian bakteri patogen dapat dilakukan dengan menggunakan antimikrobia. Antimikrobia dapat dibuat dari bahan alami seperti daun belimbing wuluh karena mengandung metabolit sekunder seperti tanin, saponin dan flavonoid. Salah satu metode ekstraksi untuk mengekstrak metabolit sekunder yaitu dekok. Dekok merupakan cara ekstraksi menggunakan pelarut air dan dipanaskan pada suhu 90 oC selama 30 menit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan antimikroorganisme dan konsentrasi optimal dekok daun belimbing wuluh pada tangan dan umur simpan buah mentimun. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan parameter total reduksi mikroorganisme (%) dan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan parameter susut bobot, pH serta total padatan terlarut dengan tiga kali pengulangan. Ekstraksi dilakukan dengan metode dekoktasi pelarut air pada suhu 90 oC selama 30 menit kemudian dilanjutkan dengan pengujian kandungan fitokimia. Pengambilan sampel mikroorganisme uji pada tangan dilakukan dengan metode swab menggunakan cotton bud steril sedangkan pada buah mentimun menggunakan metode rendam. Analisis mikroorganisme dengan perhitungan persen reduksi mikroorganisme angka lempeng total, koloni Staphylococcus aureus, dan Escherichia coli. Tangan probandus dan buah mentimun dicuci maupun direndam menggunakan 100 ml dekok daun belimbing wuluh dengan variasi konsentrasi 100%, 80%, 60%, 40%, dan sabun “X” sebagai kontrol. Analisis reduksi mikroorganisme didasarkan pada pre dan post test, sehingga diperoleh persen reduksi mikroorganisme pada tangan dan buah mentimun. Analisis masa simpan buah mentimun menggunakan parameter susut bobot, keasaman dan total padatan terlarut. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dekok daun belimbing wuluh mengandung senyawa fitokimia tanin, polifenol, flavonoid dan saponin. Dekok daun belimbing wuluh pada konsentrasi 40% sudah mampu menghambat mikroorganisme pada tangan dan buah mentimun. Dekok daun belimbing wuluh 100% memiliki kemampuan antimikroorganisme terhadap Staphylococcus aureus sebesar 81,52 % dan Escherichia coli sebesar 83,30 % yang tidak berbeda jauh dengan sabun “X” sebesar 78,09 %. Dekok daun belimbing wuluh 100% tidak mampu memperpanjang masa simpan buah mentimun.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Daun belimbing wuluh, biosanitizer, dekoktasi, reduksi mikroorganisme, masa simpan
Subjects: Teknobiologi > Tekno Pangan
Divisions: Fakultas Teknobiologi > Biologi
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 05 Dec 2017 11:02
Last Modified: 05 Jun 2018 07:18
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/13149

Actions (login required)

View Item View Item