Sekarlangit, Nimas (2012) LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PERTUNJUKAN SENI DI SOLO. S1 thesis, UAJY.
|
Text (Halaman Judul)
0TA12680.pdf Download (747kB) | Preview |
|
|
Text (Bab I)
1TA12680.pdf Download (864kB) | Preview |
|
|
Text (Bab II)
2TA12680.pdf Download (7MB) | Preview |
|
Text (Bab III)
3TA12680.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
||
Text (Bab IV)
4TA12680.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
Text (Bab V)
5TA12680.pdf Restricted to Registered users only Download (40MB) |
||
|
Text (Bab VI)
6TA12680.pdf Download (5MB) | Preview |
Abstract
Pembangunan kota pada umumnya sekadar mengadaptasi kota-kota besar kemudian dipaksakan tanpa mempertimbangan tata ruang kota serta kultur masyarakatnya dan dapat mengakibatkan perubahan kebudayaan. Seiring kecenderungan global, pada masa mendatang masyarakat Solo membutuhkan ruang-ruang kultural daripada ruang-ruang komersial. Sampai saat ini kota Solo belum mempunyai sebuah media untuk berkumpul antar golongan masyarakat dan sebuah pertunjukan seni adalah salah satu cara untuk mempersatukan antar golongan masyarakat. Dengan mewujudkan rancangan gedung pertunjukan seni di Kota Solo yang ekspresif yang memiliki karakter seni pertunjukan khas Solo dengan pendekatan konsep ekspresionisme yang diwujudkan pada penataan ruang luar dan ruang dalam, maka diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat Solo atas terwujudnya sebuah gedung pertunjukan di kota tersebut. Pertunjukan mempunyai arti suatu bentuk karya seni yang diciptakan melalui proses, perasaan kita dan pengalaman batin seniman yang diekspresikan dalam bentuk musik, tari, drama atau teater. Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. Dalam mewujudkan bentuk baungunan tersebut maka digunakan konsep ekspresionisme. Ekspresionisme adalah sebuah aliran yang bertujuan agar sang arsitek lebih bebas berkreasi dalam membangun dengan prinsip modern serta sebagai reaksi positif atas paham-paham yang berkembang dengan mulai diadopsikannya batu bata, baja dan kaca. Konsep ekspresionisme memiliki tiga aliran dan aliran yang digunakan untuk mewujudkan desain ini adalah ekspresionisme yang selalu menggunakan analisis ruang (arsitek intelektual). Artinya adalah mengarah pada desain yang menggunakan analisis berdasarkan logika dengan kelebihan terwujudnya suatu desain yang memikirkan fungsi fisikal (fungsi akomodatif dan fungsi aklimatik). Konsep ekspresionisme tersebut kemudian digunakan untuk menemukan karakter visual yang dapat mencirikan suatu ekspresi dari seni khas solo (gamelan, tari, wayang kulit, wayang orang, ketoprak). Karakter-karakter yang terwujud digunakan untuk perancangan ruang luar dan ruang dalam pada bangunan. Konsep perancangan gedung pertunjukan ini juga tetap memperhatikan esensi dari sebuah gedung pertunjukan yaitu aspek akustika, aspek visual dan aspek lighting.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | Arsitektur > Bangunan Arsitektural Penelitian Dosen > Arsitektur > Bangunan Arsitektural |
Divisions: | Fakultas Teknik > Program Studi Arsitektur |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 10 Apr 2013 10:04 |
Last Modified: | 10 Apr 2013 10:04 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/147 |
Actions (login required)
View Item |