GUPI, FREDERICA BELINDA (2019) Akomodasi Komunikasi Suku non-Dayak dan Dayak Orang Muda Katolik (OMK) Don Bosco Paroki Babarsari Yogyakarta dalam Menghadapi Stereotip (Studi Kasus Stereotip Suku Dayak). S1 thesis, UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA.
|
Text (JUDUL DAN ABSTRAK)
KOM 005212.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
KOM 105212.pdf Download (653kB) | Preview |
|
|
Text (BAB II)
KOM 205212.pdf Download (462kB) | Preview |
|
Text (BAB III)
KOM 305212.pdf Restricted to Registered users only Download (488kB) |
||
|
Text (BAB IV)
KOM 405212.pdf Download (588kB) | Preview |
Abstract
Stereotyping terhadap Suku Dayak masih marak terjadi di Indonesia. Salah satu contoh, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang memiliki julukan ‘Kota Pelajar’, stereotip Suku Dayak mistis, seram, dan kejam masih berkembang. Stereotip ini peneliti temukan dari pengalaman pribadi saat berinteraksi dengan penduduk lokal dan pra penelitian yang terlebih dahulu peneliti lakukan terhadap 11 narasumber Suku Dayak di Yogyakarta. Dalam komunikasi antarbudaya, stereotyping dapat menjadi salah satu penyebab hambatan dalam berkomunikasi dan memunculkan sikap intoleransi berbudaya seperti diskriminasi, etnosentris, dan lain sebagainya. Menurut idntimes.com, tahun 2017 Yogyakarta memasuki peringkat 10 besar kota intoleransi di Indonesia dan pada tahun 2019, terdapat lima kasus intoleransi yang seluruhnya melibatkan kelompok agama. Di sini terlihat bahwa stereotyping juga tidak terlepas dari kelompok agama. Dengan kata lain, agama dan budaya saling berkaitan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode studi kasus dan pengumpulan data wawancara serta observasi, terhadap enam anggota OMK Don Bosco Paroki Babarsari Yogyakarta dari Suku Dayak dan non-Dayak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat akomodasi komunikasi oleh suku non-Dayak dan Dayak OMK dalam menghadapi stereotip Suku Dayak. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa akomodasi komunikasi suku non�Dayak dan Dayak OMK Don Bosco Paroki Babarsari Yogyakarta dalam menghadapi stereotip Suku Dayak tidak ada. Strategi konvergensi hanya dilakukan untuk perihal kepraktisan saja, agar terlihat sama dan dapat diterima dalam kelompok. Sedangkan strategi divergensi, dilakukan tanpa sadar dan sengaja (kecuali Jerry). Dari enam narasumber, hanya Opi yang berusaha menggunakan konvergensi bahasa sebagai salah satu cara untuk menghadapi stereotip Suku Dayak yang berkembang. Stereotip Suku Dayak yang berkembang di OMK Don Bosco Paroki Babarsari Yogyakarta adalah mistis, seram, dan ngegas. Stereotip ini berkembang melalui media massa online, relasi pertemanan, pengalaman pribadi, dan cerita oleh Suku Dayak sendiri.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kelompok Agama, Stereotip, Akomodasi Komunikasi. |
Subjects: | Komunikasi > Komunikasi |
Divisions: | Fakultas ISIP > Ilmu komunikasi |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 07 May 2021 11:56 |
Last Modified: | 07 May 2021 11:56 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/23921 |
Actions (login required)
View Item |