PERANCANGAN VISITOR CENTER BERBASIS REVERSIBLE DESAIN PADA ZONA PENGEMBANGAN AREA CAGAR BUDAYA MASJID KUNO TRADISIONAL BAYAN BELEQ.

Maura, Audrey (2024) PERANCANGAN VISITOR CENTER BERBASIS REVERSIBLE DESAIN PADA ZONA PENGEMBANGAN AREA CAGAR BUDAYA MASJID KUNO TRADISIONAL BAYAN BELEQ. S1 thesis, UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA.

Preview	Text (Audrey Maura) 200118108_Bab 0.pdf Download (509kB) | Preview
Preview	Text 200118108_Bab 1.pdf Download (751kB) | Preview
Preview	Text 200118108_Bab 2.pdf Download (1MB) | Preview
	Text 200118108_Bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)
	Text 200118108_Bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB)
	Text 200118108_Bab 5.pdf Restricted to Registered users only Download (108MB)

Abstract

Masjid Bayan Beleq di Pulau Lombok merupakan saksi sejarah penyebaran Islam dan budaya di Desa Bayan. Sebagai bangunan cagar budaya, masjid ini tidak hanya memiliki nilai sejarah, pengetahuan, dan prinsip hidup masyarakat tradisional Bayan yang kaya, tetapi juga potensi sebagai destinasi wisata religi dan kultural. Dalam konteks pelestarian, muncul miskonsepsi bahwa pelestarian hanya berkaitan dengan aspek fisik bangunan, sehingga seringkali menghambat pembangunan dan pengembangan di sekitar cagar budaya. Sebagai destinasi pertama di Desa Bayan, Masjid Bayan Beleq dianggap sebagai pintu gerbang masuk wisata. Namun, kekurangan fasilitas pendukung dan informasi mengenai wisata di sekitarnya menjadi tantangan. Prinsip pariwisata 5A (accessibility, attraction, activity, amenity, and accommodation) juga belum sepenuhnya terpenuhi, terutama dalam aspek amenitas.Visitor Center sebagai salah satu aspek amenitas sekiranya dapat menjadi sebuah solusi untuk mengatasi hal tersebut. Visitor Center akan sangat membantu wisatawan yang menggunjungi daerah tersebut,nantinya wisatawan akan dapat dengan mudah mengakses semua informasi yang terkait sejarah, lokasi, atraksi, akomodasi wisata(transportasi, penginapan) dan segala informasi lainnya mengenai pariwisata sekaligus merencanakan serta mengatur perjalanan mereka dengan lebih baik. Dengan demikian diharapkan kunjungan wisata dan durasi lama tinggal wisatawan didaerah tersebut akan meningkat sehingga memberikan impact positif pada kondisi ekonomi masyarakat. Pendekatan desain reversible, menurut Elma Durmisevic, Design Strategy for Reversible Building Design (2019) merupakan pendekatan perancangan arsitektur yang menggunakan prinsip desain dimana sistem struktur dan bahan bangunan bisa digunakan kembali dan juga mudah untuk direnovasi, diubah, maupun dipindah kan dengan efisien. Dalam hal ini efisiensi merujuk pada konteks perawatan, perbaikan, serta fleksibilitas penggunaan fungsi ruang beserta sistem bangunannya. Reversible desain memungkinkan untuk menciptakan sebuah desain bangunan yang berkelanjutan dengan desain yang adaptif menyesuaikan kebutuhan dimasa mendatang. Pendekatan desain reversible dipilih atas dasar kesesuaian dengan prinsip dan nilai filosofi yang melekat pada bangunan adat di Desa Bayan. Tanpa disadari bangunan adat di Desa Bayan telah menerapkan prinsip bangunan yang fleksible baik dalam fungsi dan sistem konstruksinya. Konstruksi dalam bangunan adat Desa Bayan secara umum menggunakan konstruksi yang dapat dibongkar pasang dengan menggunakan sistem sambungan kayu yang saling mengunci. Desain reversible sendiri identik dengan fleksibilitasya dimana sebuah bangunan dapat di bongkar pasang dan ditambahkan bagian- bagiannya untuk menambahkan fungsi lain menyesuaikan pada kebutuhan penggunanya. Hal tersebut nampak pada penambahan atap sementara pada beruga jika digunakan pada saat terdapat aktivitas terkait persiapan suatu acara maupun upacara, berangkat dari hal tersebut penulis ingin mewadahi kebutuhan lain tersebut melalui desain reversible Harapannya dengan pendekatan reversible desain dapat menjadikan hasil perancangan yang mencermikan lokalitas dan nilai-nilai filosofis yang terdapat pada Desa Bayan.

Actions (login required)

View Item