WIDHIATMOKO, ARCADIUS (2014) LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LEMBAGA KEBUDAYAAN INDONESIA BELANDA DI YOGYAKARTA. S1 thesis, UAJY.
|
Text (Halaman Judul)
0TA13240.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text (Bab I)
1TA13240.pdf Download (670kB) | Preview |
|
|
Text (Bab II)
2TA13240.pdf Download (714kB) | Preview |
|
|
Text (Bab III)
3TA13240.pdf Download (1MB) | Preview |
|
Text (Bab IV)
4TA13240.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
Text (Bab V)
5TA13240.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
||
|
Text (Bab VI)
6TA13240.pdf Download (16MB) | Preview |
Abstract
Belanda dan Indonesia mempunyai hubungan yang khusus. Sejak masuknya Belanda ke Indonesia untuk mencari dan berdagang rempah-rempah hingga penjajahan yang berakhir pada tahun 1945. Masuknya Belanda ke Indonesia mendorong adanya pertukaran kebudayaan dan menimbulkan adanya akulturasi budaya. Akulturasi yang berkembang di Indonesia tidak hanya akulturasi budaya semata, banyak hal yang terpengaruh dan dipengaruhi dari hal kehidupan seharihari, politik hingga pembangunan yang terjadi. Perpaduan budaya ini sekarang masih bisa dilihat yaitu melalu peninggalan-peninggalan masa lalu. Peninggalan ini ada yang berupa tingkah laku dan ada yang berupa benda. Peninggalan yang masih bisa dilihat dan dinikmati yaitu berupa bangunan yang kini sering disebut sebagai bangunan Indies. Berkembangnya jaman membuat banyak orang melupakan sejarah. Banyak yang tidak lagi menghargai sejarah tetapi malah menghancurkan dan menghilangkannya dengan berbagai macam alasan. Sudah banyak bangunan peninggalan Belanda di Indonesia yang rusak, tidak terurus dan ada pula yang sudah tidak berjejak lagi. Tetapi kini ada lembaga yang mengajak kembali untuk kaum muda supaya menghargai sejarah dengan mempelajarinya dengan lebih dekat. Menumbuhkembangkan dan mengahargai sejarah dapat membuka kembali bagaimana negeri ini dibangun. Untuk menyelenggarakan dan menumbuhkembangkan sifat menghargai sejarah maka diperlukan wadah yaitu tempat dimana dapat menggali kembali sejarah. Pembelajaran dari bahasa dapat membuka jendela pemikiran dan jendela ilmu. Dengan diberikan fasilitas yang memadahi dan secara langsung terjun dalam pelestarian sejarah diharapkan akan menumbuhkembangkan sifat menghargai sejarah. Dengan demikian contoh riil harus ada dan sebagai wadahnya sendiri maka akan menempati bangunan peninggalan Belanda yaitu bangunan Indies. Bangunan Indies sendiri merupakan akulturasi yang riil dan dapat dibuka melalui pengetahuan bahasa yang digunakan dulu yaitu bahasa Belanda dengan sejarah dan kebudayaan Belanda yang berkembang. Untuk menyelenggarakan dan menumbuhkembangkan sifat menghargai sejarah maka diperlukan wadah yaitu tempat dimana dapat menggali kembali sejarah. Pembelajaran dari bahasa dapat membuka jendela pemikiran dan jendela ilmu. Dengan diberikan fasilitas yang memadahi dan secara langsung terjun dalam pelestarian sejarah diharapkan akan menumbuhkembangkan sifat menghargai sejarah. Dengan demikian contoh riil harus ada dan sebagai wadahnya sendiri maka akan menempati bangunan peninggalan Belanda yaitu bangunan Indies. Bangunan Indies sendiri merupakan akulturasi yang riil dan dapat dibuka melalui pengetahuan bahasa yang digunakan dulu yaitu bahasa Belanda dengan sejarah dan kebudayaan Belanda yang berkembang. Hal ini dapat dilakukan bersama di Lembaga Kebudayaan Indonesia Belanda di Yogyakarta.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Lembaga Kebudayaan, Pendidikan, Seni dan Budaya, Tatanan dan Ekspresi Ruang, Arsitektur Indies |
Subjects: | Arsitektur > Bangunan Arsitektural Penelitian Dosen > Arsitektur > Bangunan Arsitektural |
Divisions: | Fakultas Teknik > Program Studi Arsitektur |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 02 May 2014 08:15 |
Last Modified: | 02 May 2014 08:16 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/5102 |
Actions (login required)
View Item |