PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KAWAT BENDRAT TERHADAP KUAT LENTUR BALOK MENGGUNAKAN TULANGAN MINIMUM

PATRIA, AGUSTINUS SUNGSANG NANA (2014) PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KAWAT BENDRAT TERHADAP KUAT LENTUR BALOK MENGGUNAKAN TULANGAN MINIMUM. S1 thesis, Universitas Atma Jaya.

[img]
Preview
Text (Halaman Judul)
0TS13510.pdf

Download (508kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab I)
1TS13510.pdf

Download (116kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab II)
2TS13510.pdf

Download (114kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab III)
3TS13510.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text (Bab IV)
4TS13510.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text (Bab V)
5TS13510.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img]
Preview
Text (Bab VI)
6TS13510.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Pemakaian beton di Indonesia telah berkembang sejak lama dikarenakan beton memiliki kuat tekan yang tinggi, mudah diaplikasikan dan mudah dalam perawatan. Namun disamping kelebihan tersebut, beton juga memiliki kekurangan yaitu memiliki kuat tarik yang rendah. Penambahan baja tulangan pada struktur beton pun belum memberikan hasil yang memuaskan. Retak-retak halus masih sering dijumpai di daerah tarik beton. Berbagai penelitian dilakukan untuk mengatasi kelemahan beton tersebut. Salah satu cara dengan menambahkan fiber ke dalam campuran beton, yang dimaksudkan agar fiber tersebut dapat berfungsi sebagai tulangan mikro. Penelitian ini dilakukan untuk meninjau pengaruh penambahan fiber kawat bendrat terhadap kuat lentur balok beton. Pada penelitian ini, campuran adukan beton menggunakan faktor air semen sebesar 0,44 dan superplastizicer SikaCim concrete additive sebanyak 0,4% dari berat semen. Fiber kawat bendrat yang digunakan berbentuk lurus, berdiameter 1 mm dan panjang 60 mm, dengan volume fraksi (vf) sebanyak 0,7% dari volume adukan. Benda uji berjumlah 12 silinder beton yang berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Berupa enam silinder beton normal dan enam silinder beton fiber bendrat untuk pengujian kuat tekan, kuat tarik dan modulus elastisitas beton. Selain itu, benda uji berupa empat balok beton berukuran (80 x 150 x 2000) mm. Masingmasing dua balok beton normal dan beton fiber bendrat untuk pengujian kuat lentur. Pada pengujian kuat lentur balok beton menggunakan tipe empat pembebanan, dengan penambahan beban secara konstan sampai terjadi keruntuhan. Setiap penambahan beban diamati defleksi, retak pertama, beban pada retak pertama, beban maksimum yang dicapai, pola dan jenis retak yang terjadi. Berdasarkan hasil pengujian modulus elastisitas, kuat tekan dan kuat tarik belah beton, menunjukkan bahwa beton normal memiliki modulus elastisitas beton sebesar 30093,0407 MPa, kuat tekan sebesar 41,1149 MPa dan kuat tarik belah sebesar 3,3485 MPa. Sedangkan untuk beton fiber mengalami kenaikan modulus elastisitas sebesar 13,18%, kuat tekan sebesar 17,6804% dan kuat tarik belah sebesar 27,4460%, sehingga modulus elastisitas mencapai 34060,022 MPa, kuat tekan mencapai 48,3842 MPa dan kuat tarik belahnya mencapai 4,2675 MPa. Pada pengujian kuat lentur balok beton, beban maksimum yang diperoleh balok beton normal sebesar 16,6206 kN, sedangkan untuk balok fiber sebesar 19,4264 kN. Namun beban maksimum hasil analisis balok beton normal lebih kecil 57,2104% dibandingkan hasil pengujian, yaitu sebesar 10,5722 kN. Sedangkan beban maksimum hasil analisis balok beton fiber lebih besar 6,8848% dibandingkan hasil pengujian, yaitu sebesar 20,7639 kN.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: beton fiber, kuat tekan, kuat tarik, kuat lentur
Subjects: Civil Engineering > Construction Management
Divisions: Fakultas Teknik > Program Studi Teknik Sipil
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 16 May 2014 08:32
Last Modified: 16 May 2014 08:32
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/5114

Actions (login required)

View Item View Item